
MALIOBORO – Perkembangan tehnologi yang terus terjadi menjadikan industri berbasis tehnologi terus berusaha melakukan inovasi. Pemenuhan kebutuhan masyarakat yang kini mengedepankan kepaktrisan menjadi semacam tuntutan. Mereka terus berusaha meningkatkan daya dobrak pasar dengan mengeluarkan produk sesuai keinginan pasar.
Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) DIY Dicky Purnawibawa memperkirakan, tren penggunaan tehnologi ke depan juga semakin praktis. Tuntutan mobilitas yang tinggi tanpa dipusingkan dengan bagaimana membawa perangkat tehnologi menjadi gaya hidup berbagai lapisan masyarakat.
“Penjualan mobile computing akan lebih dominan ketimbang desktop computer,”tuturnya.
Terlebih, lanjutnya, pasar DIY memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan daerah lain. DIY yang selama ini pasar tehnologi didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. Pasar pelajar dan mahasiswa ini menuntut tehnologi yang mengedepankan tehnologi atau aplikasi komplit dengan nilai kepaktrisan.
Pasar Yogyakarta didominasi oleh Mahasiswa yang mungkin hanya membutuhkan komputer dengan kebutuhan word processing, online social media dan dengan aktifitas dengan mobilitas tinggi.
Manager of Product Management and Marketing, ASUS Indonesia mengakui hal tersebut. ASUS, produsen notebook terbesar di Indonesia mulai menempatkan kemampuan komputasi notebook yang bertenaga untuk memenuhi kebutuhan komputasi sehari-hari ke sebuah smartphone, yakni ASUS Zenfone.
“Kami memandang smartphone sebagai sebuah komputer yang bisa dibawa dalam genggaman tangan. Smartphone mempunyai prosesor, grafis, memori, tempat penyimpanan data, baterai, kamera dan layar LCD. Demikian pula dengan notebook yang juga memiliki prosesor, kemampuan grafis, memori, tempat penyimpanan data, baterai, kamera dan layar LCD,” ucapnya. (erfanto linangkung)