MALIOBORONEWS.ID, Yogyakarta – Tingkat kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menunjukkan tren penurunan sejak 2017. Berdasarkan laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, persentase penduduk miskin pada September 2024 tercatat sebesar 10,40 persen. Angka ini turun 0,43 persen poin dibandingkan Maret 2024, dan 0,64 persen poin dibandingkan Maret 2023.
“Jumlah penduduk miskin pada September 2024 sebanyak 430,47 ribu orang. Jumlah ini berkurang 15,1 ribu orang dibandingkan Maret 2024, dan 18 ribu orang dibandingkan Maret 2023,” tutur Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, Rabu (15/1/2025).
Herum menjelaskan penurunan kemiskinan terjadi di perkotaan dan perdesaan. Persentase kemiskinan perkotaan pada September 2024 tercatat 10,11 persen, turun 0,18 persen poin dari Maret 2024. Di perdesaan, persentase kemiskinan mencapai 11,31 persen, mengalami penurunan lebih signifikan sebesar 1,18 persen poin dalam periode yang sama.
Dari sisi jumlah, penduduk miskin perkotaan sebanyak 316,81 ribu orang, turun 2,6 ribu orang dari Maret 2024. Di perdesaan, jumlah penduduk miskin tercatat 113,66 ribu orang, berkurang 12,5 ribu orang. Garis kemiskinan pada September 2024 tercatat Rp613.370,00 per kapita per bulan, dengan kebutuhan makanan menyumbang 72,93 persen dari total garis kemiskinan.
“Secara rata-rata, garis kemiskinan rumah tangga tercatat sebesar Rp2.649.758,00 per bulan, menurun 2,26 persen dibandingkan Maret 2024,” tambahnya.
Perjalanan Penurunan Sejak 2017
Tren penurunan kemiskinan di DIY telah berlangsung sejak September 2017, ketika jumlah penduduk miskin mencapai 466,33 ribu orang. Namun, pandemi Covid-19 pada 2020 hingga awal 2021 sempat menyebabkan lonjakan jumlah penduduk miskin hingga 506,45 ribu orang pada Maret 2021.
Setelah pandemi mereda, tingkat kemiskinan kembali menurun secara bertahap. Dibandingkan September 2022, jumlah penduduk miskin pada September 2024 telah berkurang hingga 18 ribu orang.
Kepala BPS DIY menekankan bahwa meskipun tren ini menggembirakan, tantangan untuk menekan kemiskinan tetap besar, terutama di perdesaan yang masih menunjukkan persentase kemiskinan lebih tinggi.
“Upaya pengentasan kemiskinan harus terus dilakukan dengan lebih fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan,” ujar Kepala BPS DIY.
Penurunan ini menjadi bukti kerja keras pemerintah dan masyarakat DIY dalam memperbaiki kesejahteraan. Namun, kolaborasi lintas sektor tetap diperlukan untuk menjaga tren positif ini dan mencapai target yang lebih ambisius di masa depan.(lin)