MALIOBORO – Kinerja perusahaan asuransi jiwa PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) naik cukup signifikan di tahun 2017 yang lalu. Peningkatan kesadaran masyarakat berasuransi di tanah air yang terus membaik memang terus berdampak positif terhadap kinerja dari perusahaan asuransi jiwa tersebut.
Presiden Direktur Sun Life Elin Waty mengatakan, selama 2017 memang kami mencetak pencapaian luar biasa, semua komponen tercapai. Tahun 2017 kemarin, PT Sun Life meraih pendapatan premi sebesar Rp2,9 triliun (belum diaudit) pada tahun lalu atau tumbuh 72% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,6 triliun.
“Kami mengakui, pertumbuhan itu tercipta berkat semakin tingginya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Sun Life,” tegasnya.
Berkat pertumbuhan tahun 2017 yang lalu tersebut, ia yakin, tahun ini Sun Life tetap tumbuh signifikan dengan pertumbuhan di atas pencapaian 2017 lalu. Bahkan ia sangat yakin kinerja Sun Life akan berada di atas pertumbuhan industri asuransi nasional yang tahun ini sekitar 10% – 30%.
Kepercayaan masyarakat terhadap asuransi belakangan ini memang semakin meningkat.
Guna mendapatkan target yang telah ia tetapkan tersebut, maka sepanjang 2018 Sun Life berencana membuka kantor pemasaran di 10 kota yang terfokus di Kalimantan dan Sulawesi. Hingga akhir 2017 lalu, Sun Life sudah memiliki 175 kantor di lebih dari 70 kota di Nusantara.
Tentu dengan kantor-kantor baru tersebut, penetrasi produk mereka akan semakin lancar. sengaja membuka di kota – kota lapis kedua dan ketiga, bukan di kota besar sebab persaingan di kota besar sudah sangat keras.
“Ini tidak lepas dari kontribusi para tenaga pemasar profesional. Saat ini kami memiliki sekitar 10 ribu orang tenaga pemasar profesional. Dan itu menjadi salah satu kunci keberhasilan Sun Life pada 2017,” tambahnya.
Sepanjang 2017 itu, dari total pendapatan premi sebesar Rp2,9 triliun, premi untuk produk tradisional mencapai Rp565,5 miliar, tumbuh 67% dari tahun sebelumnya Rp338,8 miliar. Adapun pendapatan premi dari unit link Rp2,3 triliun, atau tumbuh 73% dari 2016 yang mencapai Rp1,3 triliun. (Erfanto Linangkung)