YOGYAKARTA – Keberadaan bandara baru, New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat, baik yang terdampak maupun masyarakat sekitar bandara. Daya ungkit bandara baru dipastikan akan mempercepat laju pertumbuhan perekonomian setempat.
Kekhawatiran masyarakat terdampak akan kehilangan lapangan pekerjaan nampaknya perlu dihilangkan. Sebab, berdasarkan keterangan dari otoritas pengelola bandara Angkasa Pura I, keberadaan bandara baru tersebut justru akan menambah jumlah lapangan pekerjaan dan membawa dampak positif terhadap pengurangan angka pengangguran.
General Manager Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto menyebutkan, bandara baru akan membuka lapangan pekerjaan yang cukup banyak. Tak hanya ketika bandara tersebut sudah operasional, namun ketika persiapan bandara baru dilaksanakan, yaitu ketika proyek pembangunan bandara baru dimulai tentu sudah menyerap tenaga kerja.
“Dan kami sudah mewanti-wanti kepada pelaksana proyek, tenaga kerja yang digunakan diutamakan penduduk setempat,” tandas Pandu menjawab kekhawatiran warga yang berkembang selama ini. Menurut Pandu, saat ini sudah ratusan tenaga kerja yang berasal dari penduduk Kulonprogo mulai bekerja baik di proyek pembangunan bandara baru ataupun di PT Angkasa Pura I. Dalam rekruitmen terakhir Angkasa Pura I beberapa bulan yang lalu, dari puluhan ribu pendaftar yang masuk dan di antaranya diterima menjadi karyawan PT Angkasa Pura I, sebagian berasal dari Kulonprogo.
Agus menyebutkan, penyerapan tenaga kerja di bandara baru akan terus berlangsung terutama ketika bandara sudah dioperasionalkan. Sebab, dari pengalaman pengelolaan bandara yang Angkasa Pura I laksanakan, setiap 1 juta orang penumpang yang ada di bandara, akan membutuhkan 1.000 pegawai. Dan di Bandara baru NYIA, nantinya akan mampu menampung 25 juta penumpang.
“Kalau kapasitasnya 25 juta penumpang, maka membutuhkan pekerja 25 ribu. Jumlah pengangguran di Kulonprogo saja tidak mencapai 25 ribu orang,” tuturnya. Agus mengklaim, saat ini pihaknya telah mengantongi jumlah angka pengangguran di Kulonprogo. Berdasarkan data yang ia miliki, saat ini ada 4.000 warga Kulonprogo yang menganggur dan data tersebut lengkap dengan nama, tingkat pendidikan hingga umur. Hal ini menunjukkan jika dengan 25 juta maka akan membuka peluang luar biasa.
Kemungkinan besar, lanjut Agus, saat ini memang masyarakat Kulonprogo belum menyadari hal tersebut. Namun nanti, peluang tersebut akan sangat dirasakan manfaatnya oleh anak cucu mereka di masa yang akan datang. Sehingga ia berharap agar masyarakat tidak perlu khawatir akan kehilangan pekerjaan mereka saat ini.
Hanya saja, tambahnya, untuk bekerja di Bandara memang perlu kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Namun ia menandaskan jika konsep yang dibangun dalam bandara baru nanti adalah Green Airport, sehingga para petani yang sebelumnya menggarap sawah di lokasi bandara tetap bisa beraktivitas.
“Ada lahan pertanian yang tetap kami pertahankan. Lahan sawah itu nanti ada di kawasan Airport City,” tambahnya. Angkasa Pura I sendiri menyadari, untuk bekerja di bandara memang perlu sebuah kompetensi. Oleh karena itu, PT Angkasa Pura I juga tidak berpangku tangan hingga bandara tersebut jadi. PT Angkasa Pura I saat ini giat melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan berbagai pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia setempat.
Belum lama ini, pihaknya menyelenggarakan pelatihan tenaga keamanan atau Satpam untuk masyarakat setempat. Dalam pelatihan tersebut, pihaknya menggandeng rekanan yang sudah memiliki lisensi untuk mengeluarkan sertifikat satpam. Hasilnya sudah banyak dari lulusan pelatihan satpam tersebut yang bekerja di proyek pembangunan bandara baru NYIA tersebut.
“Kemarin yang ikut ada 80 orang. Sebenarnya kami mengharapkan sebanyak-banyaknya, namun setelah dua kali perpanjangan masa pendaftaran, yang didapat hanya 80 orang. Ya sudah, sementara baru 80 orang saja. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan nanti akan diadakan lagi,” tambahnya.
Selain peningkatan SDM, pihaknya juga melatih masyarakat setempat untuk bisa berwirausaha. Pelatihan wirausaha yang mereka lakukan terhadap ibu-ibu PKK di wilayah terdampak bandara sudah melahirkan wirausahawan baru. Beberapa alumni pelatihan tersebut sudah ada yang membuka usaha laundry ataupun catering, karena menurut warga dua usaha tersebut memiliki prospek yang sangat cerah di masa datang.
Angkasa Pura I juga telah menggandeng PT Astra Internasional dalam pelatihan perbengkelan untuk penduduk Kulonprogo. Lulusan dari pelatihan ini sudah ada yang bekerja di bengkel resmi Astra, Ahass dan ke depan nanti akan terserap di bengkel Ahass yang kemmungkinan besar dibuka di Kulonprogo mengingat perkembangan ekonomi yang pesat di wilayah tersebut.
(erfanto linangkung)