MALIOBORO – Perdagangan imternasional merupakan salah satu kunci pengembangan ekonomi DIY menghadapi era revolusi industri 4.0. Sebagai bank yang baru membuka cabangnya di DIY tahun 2018, Bank Jateng menggebrak dengan meluncurkan layanan devisa, mengingat pertumbuhan DIY yang sangat impresif menjelang dioperasikannya Bandara New Yogyakarta International Airport tahun 2019.
Acara peluncuran layanan devisa ini dilaksanakan di Alana Convention Center, Yogyakarta, Jumat (28/9) dengan menyerahkan rekening secara simbolis kepada 3 nasabah layanan devisa pertama Bank Jateng.
Layanan devisa Bank Jateng Kantor Cabang DIY ini merupakan yang keenam setelah Semarang, Surakarta, Jepara, Cilacap, dan Jakarta.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Bank Jateng, Suryatno menyampaikan bahwa Bank Jateng cabang Yogyakarta dinyatakan layak untuk melayani transaksi luar negeri dan mendapat status bank devisa oleh Bank Indonesia dan OJK.
“Jawa Tengah dan DIY saat ini sudah menjadi satu kawasan. Bank Jateng saat ini asetnya lebih dari 65 triliun yang ekuivalen dengan seluruh aset perbankan di DIY, sehingga keberadaan Bank Jateng mampu meningkatkan perekonomian DIY,” ucap Suryatno.
Sekretaris Daerah DIY, Gatot Saptadi menyampaikan berbagai strategi pemerintah daerah menghadapi revolusi industri 4.0. DIY akan mengembangkan 5 sektor ekonomi prioritas, antara lain pertama pariwisata, kuliner, dan industri kreatif. Berikutnya adalah tekstil dan garmen, otomotif, elektronik, dan industri non volumetrik non kimiawi.
“Kami berkomitmen berkomitmen untuk pengembangan industri di DIY, komitmen memberikan kemudahan pada pelaku bisnis, peningkatan kualitas sdm, dan menyinergikan pelaku usaha dengan triple helix pemerintah DIY, dunia akademik dan swasta,” sebut Gatot.
Dalam acara ini juga diselenggarakan Seminar Peluang dan Tantangan Perdagangan Internasional DIY dengan narasumber Direktur Keuangan Bank Jateng, Dwi Agus Pramudya; Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi FEB UGM, Hargo Utomo; Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto; dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Tri Saktiyana. (ah)