MALIOBORO – Kontribusi lembaga keuangan berbasis syariah hingga kini masih kalah jauh jika dibandingkan dengan konvensional. Hal ini mengakibatkan pasar keuangan syariah masih sangat potensial untuk digarap.
Bahkan, ranumnya pasar keuangan syariah ini tak hanya menarik industri perbankan menggarapnya. Perusahaan berbasis Peer To Peer Landing atau Financial Technology ataupun lembaga pembiayaan juga beramai-ramai mengeluarkan produk berbasis syariah.
BFI Finance Indonesia Tbk misalnya, perusahaan pembiayaan ini juga mengaku tertarik terhadap keuangan Syariah. Sebentar lagi, mereka segera meluncurkan produk pembiayaan syariah yang akan menjadi andalan perusahaan pembiayaan ini.
Director of Finance & Information Technology Sudjono mengatakan, produk pembiayaan syariah ini rencananya tidak akan membidik segmen otomotif yang menjadi basis sebagian besar industri pembiayaan tanah air. BFI Finance justru membidik pasar wisata di tanah air.
“Kami berencana membidik pasar industri wisata halal dan perjalanan religi,” ujarnya.
Pihaknya memang sengaja ingin menggarap segmen yang lebih kecil agar produk syariah tersebut tidak mengambil porsi pembiayaan yang lebih besar dari produk yang sebelumnya sudah ada.
Melalui produk baru tersebut diharapkan mampu menopang target pertumbuhan 20% atau Rp17 triliun pada tahun ini. Pihaknya tidak ingin mengganggu produk yang sudah existing sehingga harus mencari segmen baru.
“Beberapa minggu lalu kami baru dapat approval untuk pembiayaan syariah, kemungkinan kami akan luncurkan dalam waktu dekat ini,” ungkapnya.
Meski bel diluncurkan, namun pihaknya telah menetapkan target kontribusinya. Target yang mereka sematkan tidak terlalu besar yakni kontribusi pembiayaan sebesar Rp100 miliar.
“Sisanya, persero tetap bersandar pada pembiayaan mobil, motor, alat berat dan properti,” tambahnya.
(Erfanto Linangkung)
(Erfanto Linangkung)