MALIOBORO.NEWS – Grab Holdings dan Traveloka siap menjadi perusahaan publik dan melantai di bursa Wall Street Amerika Serikat dalam beberapa bulan mendatang. Dua startup besar ini akan memulai pesta untuk menyambut kancah bisnis internet Asia Tenggara yang telah lama terabaikan.
Meskipun industri perjalanan dan akomodasi sempat terdampak parah akibat pandemi. Namun, pada Januari 2021, CEO Traveloka, Fery Unardi, mengatakan kepada bahwa bisnis telah pulih dan perusahaan sedang mempertimbangkan strategi khusus yang harus ditempuh.
Traveloka dikabarkan tengah bersiap untuk IPO melalui SPAC dengan dukungan miliarder Richard Li dan Peter Thiel.
Adapun valuasi Traveloka diprediksi mencapai 5 miliar dolar AS atau setara Rp73 triliun. Hanya saja, sumber Bloomberg menegaskan ketentuan atas kedua kesepakatan ini masih bisa berubah.
Sementara Grab juga tidak mau ketinggalan, minggu ini, startup yang bermarkas di Singapura ini akan mengungkapkan rencana go public melalui perusahaan cek kosong Amerika Serikat yang didukung oleh perusahaan manajer investasi T. Rowe Price hingga Temasek Holdings Pte. Nilai perusahaan raksasa ride hailing ini ditaksir mencapai lebih dari 34 miliar dolar AS setara Rp496,57 triliun (mengacu kurs Rp14.605 per dolar AS).
Langkah dua perusahaan berstatus unicorn dan decacorn itu diprediksi bakal memancing serangkaian aksi IPO dari startup Asia Tenggara lainnya.
Rencana besar tersebut akan menghadapi persaingan dari rencana oleh raksasa start up lainnya, yakni Gojek, raksasa e-commerce Tokopedia hingga PropertyGuru di Singapura.
Dalam jangka panjang, pasar mengharapkan perusahaan teknologi mampu tumbuh cepat, bahkan dapat mendominasi perhatian, seperti yang terjadi di China dan AS.
Industri teknologi di Asia Tenggara menjadi rumah bagi sekitar 10 negara dengan populasi terbesar di dunia dan sejumlah negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat seperti Indonesia.
Namun demikian, Asia Tenggara tidak lagi melihat aksi perusahaan teknologi raksasa melakukan IPO, setelah Sea Group memutuskan untuk melantai di bursa saham New York pada tahun 2017.(rn)