Hotel Di Yogyakarta Butuh Pertolongan

Foto Launching Jogjavaganza Oleh Erfanto Linangkung
Foto Launching Jogjavaganza Oleh Erfanto Linangkung

YOGYAKARTA – Tingkat hunian hotel di Yogyakarta kini mencapai titik nadir. Low season selalu terjadi setiap bulan Januari hingga April ini menjadi hajatan tahunan yang harus mereka lewati.

Tingkat hunian hotel di bulan Januari hingga April paling tinggi hanya di kisaran angka 60%. Dan untuk hotel non bintang tingkat huniannya anjlok hingga 30%. 430 Hotel dan 51 hotel berbintang harus memutar otak untuk menutupi biaya operasional mereka.

Pekerjaan rumah kalangan perhotelan ini juga dirasakan oleh insan pariwisata Kota Gudeg. Menurunnya jumlah wisatawan yang datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membawa dampak melambatnya sektor ekonomi di wilayah ini.

“Karena memang cukup banyak warga DIY yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata,” tutur Kepala Bidang Pengembangan dan Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Yetti Martanti.

Dinas Pariwisata DIY bersama dengan Asosiasi Tour And Travel (ASITA) DIY terpaksa harus menyelenggarakan beberapa program yang mampu mendongkrak wisatawan ke wilayah ini selama low season.

Dua program telah mereka lakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke DIY. Program Jogja Heboh dan juga Table Top Jogjavaganza mereka gelar bulan Februari ini.

“Semuanya memiliki promo khusus bagi karyawan,” tuturnya.

Program Jogja Heboh mereka gelar dengan memberikan diskon khusus bagi yang ingin menginap di hotel ataupun makan di restoran. Program ini berlangsung 1 bulan selama Februari ini.

Sementara program Table Top Jogjavaganza mereka gelar selama 3 hari dari tanggal 20-24 Februari 2018. Insan pariwisata DIY mengundang 120 travel agent dari seluruh Indonesia ke Yogyakarta.

“Selama 3 hari, para travel agen akan kami ajak berkeliling. Agar mengetahui potensi yang ada di Yogyakarta,” terangnya.

 

 

 

(Erfanto Linangkung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *