MALIOBORO – Di tengah melambatnya perekonomian di wilayah DIY, Bank Shinta Daya berusaha menjaga kualitas kredit mereka. Melalui pendekatan kekeluargaan Non Performance Loan (NPL)nya Bank Perkreditan Rakyat (BPR tertua di Yogyakarta ini berusha menjaga di bawah angka 5. Selain itu, salah satu cara ampuh yang selama ini mereka lakukan untuk mempertahankan NPL tetap di bawah angka 5 adalah pembentukan Tim NPL. Tim NPL ini akan bekerja semaksimal mungkin ketika ada kredit macet bisa diatasi.
Direktur Utama PT BPR Shinta Daya, Awan Setiawan CRBD mengatakan, Tim ini bekerja 24 jam, alias bekerja hingga di luar jam kantor. Mereka akan melakukan pendekatan terhadap debitur yang sedang mengalami permasalahan dalam membayar angsuran kredit mereka. Tim ini bisa dibentuk kapanpun, di mana ketika ada tren peningkatan angka NPL, maka tim ini segera dibentuk dan sesegera mungkin bekerja.
“Tim ini sangat Fleksibel, sewaktu dibutuhkan langsung secara otomatis akan bekerja,” ujarnya.
Saat ini industri keuangan memang kian ketat, banyaknya lembaga keuangan yang bermain dan belakangan kehadiran Financial Technologi (Fintech) menuntut BPR Shinta Daya harus mampu bersaing dan memenangkan pasar. Kualitas Sumber Daya Manusia memang sangat diperlukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja BPR Shinta Daya.
Dari sisi SDM, pihaknya berusaha meningkatkan kompetensi agar mampu memberikan pelayanan yang maksimal terhadap nasabah. Pelatihan selalu mereka gelar bahkan hampir setiap minggu mereka lakukan, tujuannya untuk meningkatkan kompetensi dari Sumber Daya Manusia yang ada di BPR Shinta Daya.
Hanya saja, sama seperti yang dirasakan oleh BPR lain di Yogyakarta bahkan Indonesia, regenerasi memang menjadi kendala utama untuk mempertahankan kinerja. Karena kualitas dari SDM yang ada pada generasi selanjutnya belum tentu sama dengan kualitas SDM yang ada saat ini. Oleh karena itu, strategi terus mereka lakukan agar kualitas SDMnya dapat terjaga.
Awan menambahkan, untuk menjaga kualitas SDM agar selalu sesuai standar yang dilakukan ketika regenerasi, BPR Shinta Daya mempersiapkan SDM yang duduk di jajaran direksi sedini mungkin untuk siap. Dengan mengambil 7 orang Kepala Bagian yang ada di BPR tersebut dan mengirimkannya untuk mendapatkan sertifikasi tingkat direktur.
Untuk regenerasi jajaran direksi, pihak BPR Shinta Daya memang mengambil kebijakan untuk mengutamakan dari pihak intern. Karena dengan mengambil SDM internal tersebut, minimal kualitas SDM sebelumnya sudah diketahui. Syarat kejujuran minimal sudah dapat dipenuhi oleh orang dalam BPR Shinta Daya, di samping kelebihan SDM internal tersebut sudah mengetahui situasi internal BPR tersebut.
Salah satu yang ia tekankan terhadap karyawan di bawahnya adalah untuk selalu bersikap disiplin. Awan sendiri bercerita bagaimana menanamkan kedisiplinan terhadap seluruh karyawan yang ada di bawahnya. Awan yang memiliki background dari industri mencoba memadukan manajemen pabrik dengan manajemen perbankan.
“Mungkin ini satu-satunya manajemen bank yang menggunakan manajemen industri untuk menjalankan bisnisnya. Namun itu tetap menjadi pilihan saya untuk menekankan kedisiplinan terhadap para karyawan dan seluruh jajaran BPR Shinta Daya,”terangnya.
(erfanto linangkung)