MALIOBORO, Yogyakarta. Kustom Fest 2018 baru saja terakhir. Event tahunan yang digelar untuk Ke-7 kalinya ini berhasil menyedot ribuan pengunjung. Bahkan, event ini melebihi ekpektasi yang diharapkan oleh panitia. Event yang berawal dari rasa pemberontakan para builder sepeda motor ini memang luar biasa.
Kustom Fest bahkan sudah masuk dalam kalender event internasional bersama dengan tiga event lainnya di Yogyakarta. Hal ini tentu menjadikan kebanggaan tersendiri bagi para pecinta otomotif di DIY, sebab tidak mudah untuk memasukkan sebuah event ke kalender internasional.
Menurut Direktur Kustomfest, Lulut Wahyudi, kehadiran Kustom Fest 2018 ini merupakan kesuksesan bagi para generasi muda saat ini, khususnya bagi mereka yang bergelut dengan dunia kustom. Saat ini para pelaku kustom tidak boleh bersifat jumawa dan harus membuang sikap arogan pada saat di jalan. Selain itu, keberhasilan membuat event ini merupakan makna terkuat.
“Pesan yang lain adalah jadilah generasi yang tetap memiliki spirit untuk tidak menyerah dengan dengan segala keterbatasan,” tutur Lulut.
Kali ini, Kustom Fest 2018 mengangkat tema tersebut untuk mengingatkan bahwa dunia kustom ini memiliki banyak sekali aliran kustom. Setiap aliran tersebut memiliki ciri khas dan keistimewaannya masing-masing, sebab hal ini yang membuat dunia kustom menjadi bervariasi dan menjadi sangat indah.
Khusus untuk tahun ini pihaknya juga akan menghadirkan sebuah pesawat bersejarah milik TNI AU “RI-X WEL” yang merupakan sebuah pesawat pertama yang dibuat oleh anak bangsa. Selama ini pesawat tersebut disimpan di Ruang Kronologi, Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Pesawat ini dirancang dan dibuat hanya dalam waktu 5 bulan oleh Biro Rencana dan Konstruksi pada tahun 1948 di Pangkalan Udara Maospati (Sekarang Lanud Iswahjudi). Setelah melewati serangkaian uji terbang, WEL-1 RI-X melakukan penerbangan dari Maospati menuju Maguwo (sekarang Lanud Adisutjipto) untuk dipertunjukkan pada sebuah pameran penerbangan di Yogyakarta yang pada waktu itu dibuka langsung oleh Presiden Soekarno.
“Sebuah kebanggaan tersendiri pada waktu itu karena personel TNI AU sudah bisa membuat sebuah pesawat dan berhasil menerbangkannya di sebuah event penting yang dihadiri oleh Presiden RI,” tambahnya.(erf)