MALIOBORO NEWS, Yogyakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah Istimewa Yogyakarta selanggarakan acara Sosialisasi Pasar Modal kepada 100 mahasiswa anggota Generasi Cerdas Keuangan (GCK) melalui daring pada Senin (16/11) di Yogyakarta.
Kepala OJK DIY, Parjiman menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai salah satu wujud kontribusi OJK dalam rangka mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). OJK melakukan berbagai kegiatan edukasi dan literasi. Kegiatan ini diharapkan mampu menambah pengetahuan serta memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi. Ini untuk menghadapi dinamika kehidupan di era persaingan global yang semakin ketat saat ini.
“Sebagaimana diketahui bahwa Pasar Modal memiliki peran yang penting bagi perekonomian suatu negara. Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, Pasar Modal Indonesia tumbuh dan berkembang secara pesat dalam beberapa kurun waktu terakhir. Pertumbuhan ini mendukung kebutuhan investor di Pasar Modal,” tutur Parjiman.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, Irfan Noor Riza menuturkan bahwa tujuan diselenggarakan sosialisasi ini untuk mengenalkan pasar modal sebagai wadah investasi. Data OJK hari ini, jumlah investor pasar modal sebesar 30.067 investor. Sementara jumlah penduduk DIY sebesar 3,6 juta. Jumlah tersebut menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk berinvestasi belum mencapai 10%.
Hal ini membuat OJK dan BEI mengedukasi ke seluruh lapisan masyarakat, terutama pada Generasi Cerdas Keuangan (GCK). OJK dan BEI berharap supaya masyarakat mengerti tentang investasi di pasar modal. Selain itu jumlah investor pasar modal secara nasional bertambah.
Sosialisasi dan edukasi tentang investasi pasar modal masih kurang banyak. Di sisi lain investasi bodong di Indonesia masih merajalela. Jumlah investasi bodong dalam kurun waktu 10 tahun terahir, dari tahun 2007-2017 mencapai Rp105,8 triliun. Ini termasuk angka yang sangat memiriskan.
Mahasiswa anggota GCK sangat antusias dan tertarik mengikuti sosialisasi ini karena banyak dari mereka baru mengetahui investasi di pasar modal. Mereka mengira pasar modal sulit dipahami. Setelah mengikuti sosialisasi ini mereka baru mengerti bahwa pasar modal mudah dan sederhana.
Pada masa pandemi ini anggota GCK mempunyai banyak waktu untuk memperdalam sekolah pasar modal. Hanya dengan Rp100.000 mereka sudah bisa mulai menanam modal.
“Ke depannya Indonesia akan luar biasa maju. Kami mengajak teman-teman berinvestasi melalui sektor-sektor yang ikut naik pada saat ekonomi Indonesia mulai pulih,” tutur Irfan.(wd/rn)