Penjualan Elpiji Non Subsidi, DIY Nomor Paling Wahid

malioboro.news
elpiji/malioboro.news

MALIOBORO – PT Pertamina mengklaim penjualan gas elpiji non subsidi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah naik sangat signifikan. Bahkan, dua daerah yang berada di bawah Marketing Operation Regional (MOR) VI ini diklaim sebagai yang terbaik dibanding dengan kota-kota lain di Jawa, Bali dan Madura.
Marketing Manager PT Pertamina Area DIY dan Surakarta, Doddy Prasetyo mengatakan, penetrasi produk gas elpiji non subsidi atau non 3 kilogram (Kg) di Yogyakarta pada tahun 2018 ini naik cukup drastis. Pihaknya mencatat terjadi pertumbuhan sangat signifikan konsumsi Bright Gas 5,5 kg selama bulan Januari hingga Februari 2018 ini. Demikian juga elpiji 12 kilogram baik Bright Gas ataupun tabung berwarna biru juga naik signifikan.
“Penjualan Bright Gas 5,5 kg selama Januari Februari 2018 naik signifikan. Dalam catatan kami, rata-rata perbulan mencapai 60.000 tabung, jauh meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 lalu yang hanya sekitar 8 ribu tabung dalam sebulan,”terangnya.
Doddy menambahkan, secara keseluruhan, market share dari Bright Gas 5,5 kg ini telah mencapai 20 %. Jumlah yang cukup bagus dan menunjukkan jika masyarakat DIY sudah mulai bersedia dan sadar untuk menggunakan elpiji non subsidi khususnya bright gas 5,5 kg. Dibanding kota lain di Jawa, Bali dan Madura, DIY kini menempati urutan teratas penggunaan non subsidi.
Kenaikan tersebut bukan tanpa dasar, karena pihaknya mencatat kenaikan penjualan elpiji bersubsidi 3 kg hanya 3 %. Saat ini rata-rata penjualan gas melon di DIY mencapai 2,8 juta setiap bulannya, terjadi kenaikan memang, tetapi tidak signifikan. Kenaikan yang tipis tersebut mereka duga karena banyak yang beralih menggunakan elpiji non subsidi khususnya Bright Gas.
Ia mengklaim, beberapa program promosi yang dilaksanakan oleh PT Pertamina mampu mendongkrak penjualan Bright Gas 5,5 kg dan juga 12 kg. Program penukaran 2 tabung gas ukuran 3 kg ditambah uang Rp 100 ribu dengan tabung Bright Gas 5,5 kg juga turut mendongkrak penetrasi tabung berwarna pink ini.
“Tak hanya itu, program edukasi oleh pemerintah setempat melalui kebijakan PNS tidak boleh menggunakan elpiji bersubsidi juga sangat membantu kami,”tambahnya. (erfanto linangkung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *