MALIOBORO – Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Institute telah mengadakan seminar layanan perbankan mengenai Eksistensi Sanksi Pidana Dalam Perjanjian Jaminan Fidusia. Pembicara utama seminar ini adalah Kompol Sarwendo SH. MA.
Seminar ini diikuti oleh peserta dari praktisi perbankan dari BPD DIY, BPR Bank Jogja, BPR Bank Pasar Kulon Progo, BPR Bank Daerah Gunungkidul, BPR Bank Bantul, BPR Chandra Mukti Artha, BPR Madani Sejahtera Abadi, BPR Nusamba Banguntapan, BPR Danagung Bakti, BPR Artha Melati, BPR Shinta Daya, dan BPR Artha Agung Yogyakarta.
Kompol Sarwendo pada seminar ini menjelaskan perjanjian jaminan fidusia itu penting dilakukan karena menjamin kepastian hukum dan mendapatkan perlindungan hukum. Kepastian hukum dilakukan melalui pendaftaran jaminan di kantor pengadilan setempat, agar ke depan apabila ada permasalahan kredit jelas hak perlindungan hukumnya.
Selain itu, pentingnya perjanjian jaminan fidusia adalah nasabah telah dipahamkan sebelum perjanjian kredit dilakukan, dan perbankan memahami proses eksekusinya.
Jalannya seminar terlihat menarik dimana para peserta antusias mengikuti jalannya pelatihan dengan adanya diskusi tanya jawab pada setiap slide bab pembahasannya.
Fitria Adi Nugroho selaku peserta dari Bank Danagung Bakti, menuturkan pemahaman tentang fidusia ini bermanfaat bagi konsumen dan perbankan yang menjalankannya. Hal ini dikarenakan kepastian hukum akan mengurangi sengketa yang terjadi ketika ada permasalahan kredit macet.
Di sisi penyelenggara, Heru Suryono selaku Direktur FKIJK Institute mengutarakan seminar tentang jaminan fidusia ini diselenggarakan agar perbankan mengetahui isu – isu terkini tentang permasalah fidusia. Karena kebanyakan perbankan sekarang berhadapan dengan UMKM yang sebagian besar kreditnya berkaitan dengan jaminan fidusia.
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan dari pagi sampai siang, dan ditutup dengan acara ramah tamah antara peserta dengan pembicara dan FKIJK Institute.
“FKIJK Institute berharap dapat selalu menghadirkan kegiatan pelatihan dengan topik terkini agar sesuai dengan perkembangan industri jasa keuangan yang terbaru,” tandas Heru.
(Rusdi K)
