MALIOBORONEWS.ID, Yogyakarta – Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) DIY kembali menyelenggarakan Safari Tarawih BMPD DIY dan FK-IJK DIY Putaran Kedua bertempat di Ballroom Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Rabu (20/03/24). Acara ini dihadiri oleh lebih dari 200 orang pelaku industri jasa keuangan di DIY.
Safari tarawih kali ini mengambil tema “Ramadan, Bulan untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Spiritual”. Acara diawali dengan Salat Isya dilanjutkan Salat Tarawih berjamaah yang dipimpin oleh Imam Dr. Muhammad Nur, M.Ag.
Kepala OJK DIY, Parjiman menuturkan bahwa Bulan Ramadan adalah saat yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan. Banyak keistimewaan bulan Ramadan bulan yang penuh berkah.
“Apabila bulan Ramadan dijalankan dengan sungguh-sungguh, bisa sebagai penebus dosa hingga bulan Ramadan berikutnya,” tutur Parjiman.
“Ada 3 tingkatan orang berpuasa, yaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa super khusus. Yang pertama, adalah puasa kebanyakan orang yaitu menahan makan dan minum serta hal-hal lain yang membatalkan puasa secara syariat. Yang kedua, adalah puasa khusus yaitu menjalankan puasa umum ditambah dengan puasa dari seluruh panca indera manusia, baik pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan segala anggota badannya dari perbuatan dosa dan maksiat. Sedangkan puasa super khusus ditambah menjaga hati dan pikiran. Orang yang berpuasa super khusus ini tidak lagi memikirkan dunia. Puasa yang terakhir ini dilakukan oleh para wali dan para shalihin,” lanjut Parjiman.

Dalam tausiyahnya, Dr. dr. H. Zaenal Muttaqin Sofro, AIFM mengatakan, bahwa
masyarakat sekarang ini wajahnya tidak ramah. Menurutnya, emosi seseorang paling mudah dilihat dari wajah. Paling tidak, ada enam wajah orang. Yang pertama wajah orang yang berseri-seri. Yang kedua, orang yang marah. Orang yang marah darahnya menggumpal, sehingga lama kelamaan bisa mengakibatkan stroke. Wajah ketiga adalah orang yang sedih. Keempat, wajah orang ketakutan. Kelima, wajah kebencian, dan keenam, wajah orang yang kecewa.
“Orang yang kecewa mempercepat pengeroposan tulang,” tutur aenal.
“Bagi para pelaku industri keuangan, saya sampaikan bahwa Allah tidak memperhatikan berapa uang yang kita punya. Namun, Allah selalu memperhatikan hati. Makanya, jangan kita melihat orang dari raganya, melainkan hatinya. Belajarlah menempatkan lidah di hati,” lanjutnya.

Zaenal menuturkan manusia mesti memperhatikan setidaknya 2 faktor ini, yaitu connection, berupa hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan dengan manusia (hablumminannas). Faktor yang kedua adalah contribution, yaitu masing-masing individu punya kontribusi. Mahluk Tuhan tidak ada yang sia-sia, semua ada kontribusi buat alam. Sehingga, manusia harus selalu memberikan sumbangan atau kontribusi buat alam semesta.(ah)