MALIOBORONEWS.ID, Yogyakarta – Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) Daerah Istimewa Yogyakarta menandai satu dekade kiprahnya dengan menggelar Pertemuan Tahunan pada Selasa (25/2). Mengusung tema “Penguatan Sektor Jasa Keuangan yang Stabil dan Inklusif untuk Mendukung Program Prioritas Nasional”, acara ini menegaskan pentingnya sinergi antar pelaku industri jasa keuangan dalam menghadapi tantangan global serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY, Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, serta perwakilan industri perbankan, asuransi, fintech, dan lembaga keuangan lainnya.
Dalam sambutannya, Kepala OJK DIY, Eko Yunianto, menyoroti peran strategis sektor keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. “Kinerja sektor jasa keuangan DIY tetap kuat, dengan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 7,99 persen dan peningkatan jumlah investor di pasar modal yang signifikan. Hal ini mencerminkan optimisme masyarakat terhadap industri keuangan,” ujar Eko.
Ketua Umum FK-IJK DIY, Santoso Rohmad, menegaskan bahwa forum ini akan terus menjadi wadah komunikasi dan kolaborasi antar pelaku industri keuangan. “Kami tidak hanya berfokus pada pertumbuhan bisnis, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi kerakyatan, digitalisasi keuangan, serta program inklusi yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya.
Tantangan Global dan Kebijakan Strategis OJK
Dalam sesi diskusi, Setiawan Budi Utomo, Peneliti Eksekutif Senior OJK Institute, menyoroti prospek pertumbuhan ekonomi global yang masih berada di level rendah meskipun tekanan inflasi mulai mereda. “Tantangan global seperti geopolitik, perubahan iklim, serta risiko ekonomi digital harus diantisipasi oleh sektor jasa keuangan Indonesia,” paparnya.
Ia juga menyoroti perlunya memperkuat stabilitas ekonomi dengan sinergi kebijakan keuangan yang lebih luas. OJK telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk:
- Optimalisasi sektor keuangan dalam mendukung program nasional, seperti pembiayaan untuk UMKM dan petani, program 3 juta rumah, serta peningkatan akses terhadap asuransi kesehatan dan pendidikan.
- Pengembangan keuangan inklusif, dengan memperdalam pasar keuangan melalui inovasi fintech dan digitalisasi layanan keuangan.
- Penguatan pengawasan dan integritas industri jasa keuangan, guna melindungi konsumen dari risiko penipuan serta meningkatkan transparansi dan tata kelola industri.
DIY dalam Peta Ekonomi Nasional
Dari perspektif akademisi, Bagus Santoso, Ph.D., Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, menjelaskan bahwa meskipun perekonomian nasional diprediksi tumbuh solid di angka 5,0-5,2 persen, Indonesia masih memiliki tantangan besar untuk keluar dari jebakan middle-income trap. Target ambisius pemerintah adalah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan, namun untuk itu diperlukan efisiensi investasi dan peningkatan produktivitas.
Bagus juga menyoroti bahwa DIY masih bergantung pada konsumsi rumah tangga yang mencapai 61,9 persen dari PDRB, sementara investasi masih perlu ditingkatkan. “Perekonomian DIY perlu didorong melalui pendalaman pasar keuangan, digitalisasi perbankan, serta inklusi keuangan yang lebih luas ke daerah-daerah seperti Gunungkidul dan Kulon Progo,” terangnya.
Dari segi industri jasa keuangan di DIY, Bagus menyebutkan bahwa tren digitalisasi perbankan semakin meningkat, namun perlu disertai dengan penguatan perlindungan konsumen dan edukasi keuangan. “Ketimpangan akses keuangan antarwilayah masih menjadi tantangan, sehingga perbankan dan fintech perlu berkolaborasi lebih erat,” ungkapnya.
Masa Depan Industri Keuangan DIY
Dalam menghadapi berbagai tantangan, FK-IJK DIY menegaskan komitmennya untuk terus mendorong inovasi di sektor jasa keuangan. Beberapa program strategis yang akan diperkuat ke depan meliputi:
- Peningkatan literasi dan inklusi keuangan melalui kemitraan dengan perguruan tinggi dan komunitas masyarakat.
- Digitalisasi layanan keuangan yang lebih merata hingga ke daerah-daerah dengan akses terbatas.
- Penguatan ekosistem pembiayaan untuk sektor UMKM dan industri kreatif yang menjadi tulang punggung ekonomi DIY.
Dengan semangat “Memayu Hayuning Bawana”, FK-IJK DIY bertekad menjadikan sektor keuangan tidak hanya stabil dan inklusif, tetapi juga sebagai pilar utama dalam memajukan kesejahteraan masyarakat.(aha)