Sektor Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Gejolak Global

Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 28 November 2024
Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 28 November 2024

MALIOBORONEWS.ID, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga meski menghadapi tekanan geopolitik global. Dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 28 November 2024, disebutkan bahwa ketidakpastian global, termasuk tensi perang dagang pasca-kemenangan Presiden AS terpilih Donald Trump, memengaruhi pasar keuangan global. Namun, ekonomi Indonesia tetap stabil dengan pertumbuhan triwulanan mencapai 4,95% dan proyeksi tahunan di atas 5%.

Pasar Modal dan Bursa Karbon

Meski pasar saham domestik melemah 6,07% sepanjang November, nilai kapitalisasi pasar masih mencatat kenaikan 2,87% secara tahunan. Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi meningkat 4,95% (ytd), mencerminkan minat investor yang stabil meski ada tekanan pada sektor tertentu. Bursa karbon, yang mulai beroperasi sejak 2023, terus menunjukkan potensi besar dengan total transaksi mencapai Rp50,55 miliar hingga November 2024.

Perbankan dan Layanan Keuangan

Industri perbankan mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10,92% yoy hingga Oktober 2024, didukung oleh peningkatan di sektor investasi dan konsumsi. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali di level 2,20%, sementara dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 6,74% yoy. Selain itu, sektor asuransi komersial juga mengalami pertumbuhan premi sebesar 2,80%, mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan domestik.

Pengawasan dan Penegakan Regulasi

OJK meningkatkan pengawasan terhadap entitas jasa keuangan untuk mencegah pelanggaran. Sepanjang 2024, sanksi administratif denda yang diberikan mencapai Rp65,98 miliar, sementara investigasi terhadap aktivitas keuangan ilegal terus diperluas. Lebih dari 2.900 entitas pinjaman online ilegal telah dihentikan, menunjukkan upaya tegas OJK dalam melindungi konsumen.

Fokus ke Depan

OJK berkomitmen menjaga stabilitas sektor keuangan dan memperkuat kebijakan pengembangan. Melalui roadmap penguatan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) 2024-2028, OJK menargetkan peningkatan akses keuangan bagi masyarakat. Selain itu, kerja sama internasional dalam pengawasan aset keuangan digital akan terus diperluas, termasuk peralihan pengawasan aset kripto yang direncanakan berjalan pada 2025.

Konsistensi OJK dalam Edukasi dan Inklusi Keuangan

Dalam meningkatkan literasi keuangan, OJK menggelar 4.739 program edukasi yang menjangkau lebih dari 6 juta peserta. Program inklusi keuangan seperti Bulan Inklusi Keuangan (BIK) juga berhasil mendorong 9,5 juta akses baru ke layanan keuangan, mencerminkan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan.

Dengan langkah-langkah ini, OJK optimistis sektor keuangan Indonesia akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Pengembangan Inovasi dan Teknologi Keuangan

Dalam mendukung transformasi digital, OJK terus mendorong inovasi melalui regulasi dan program literasi digital. Hingga November 2024, penyelenggara Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) telah mencatat transaksi senilai Rp448,40 miliar dan menjangkau hampir 250 ribu pengguna di seluruh Indonesia. Di sektor aset kripto, jumlah investor melonjak menjadi 21,63 juta, dengan nilai transaksi domestik mencapai Rp475,13 triliun sepanjang 2024.

OJK juga telah meluncurkan Regulatory Sandbox untuk menguji model bisnis inovatif, termasuk aset digital dan kripto. Hal ini sejalan dengan upaya memperkuat pengaturan dan pengawasan di sektor keuangan digital, terutama menjelang peralihan tugas pengawasan aset kripto pada 2025.

Penguatan Tata Kelola dan Kerja Sama Internasional

Sebagai bagian dari komitmen global, OJK memperkuat tata kelola sektor jasa keuangan dengan menerapkan prinsip anti-fraud, data analytics, serta pengawasan berbasis teknologi. Dalam forum internasional seperti IOPS Annual General Meeting, OJK menegaskan komitmennya untuk berkontribusi pada pengembangan kebijakan dana pensiun global yang inklusif.

Kerja sama dengan Financial Supervisory Service (FSS) Korea dan lembaga internasional lainnya juga diperkuat untuk memerangi penipuan keuangan serta meningkatkan literasi keuangan. Langkah ini sejalan dengan target Indonesia untuk membangun ekosistem keuangan yang lebih aman dan transparan.

Meningkatkan Peran Keuangan Syariah

Industri keuangan syariah mencatat pertumbuhan positif, dengan pembiayaan syariah tumbuh 11,94% dan kontribusi asuransi syariah meningkat 7,25%. OJK terus mendorong penguatan tata kelola syariah melalui pengaturan baru yang menyesuaikan standar internasional, seperti penerapan Dewan Pengawas Syariah dan program pemisahan unit syariah pada perusahaan asuransi.

Di tengah tantangan global, OJK berhasil menjaga stabilitas sektor keuangan Indonesia melalui pengawasan ketat, inovasi digital, dan kolaborasi internasional. Dengan beragam kebijakan strategis, OJK optimistis sektor jasa keuangan dapat terus berperan sebagai motor penggerak ekonomi nasional, mendukung visi besar Indonesia Emas 2045.(aha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *