WISATA  

Stasiun Tugu Akan Jadi Solusi Kemacetan dan Perparkiran Di Malioboro

MALIOBORO – Stasiun Tugu akan diproyeksikan menjadi Transit Oriented Development (TOD) di waktu mendatang. Stasiun Tugu akan menjadi pemecah semua persoalan yang mendera kawasan Malioboro. Masalah seperti kemacetan,
parkir ataupun hal yang lain diharapkan mampu dipecahkan dengan pengembangan kawasan stasiun tugu tersebut.

Wakil Walikota Yogyakarta, Heru Purwadi mengatakan, pengembangan
stasiun tugu menggunakan sistem Transit Oriented Development. Stasiun
Tugu akan dijadikan sebagai pusat pengembangan, solusi-solusi berbagai
permasalahan yang selama ini mendera Malioboro. Nanti, dengan pengembangan Stasiun Tugu tersebut kemacetan-kemacetan dan masalah lain di Malioboro akan hilang.

“Nanti permasalahan kemacetan bisa terurai ataupun parkir diharapkan
akan bisa diatasi dengan revitalisasi lain,”tuturnya usai Penandatanganan Kesepakatan bersama tentang Pengembangan Stasiun Tugu
di Kompleks Kepatihan, Senin (29/10).

Selain itu, PT KAI nanti akan mengembangkan potensi-potensi lain yang bisa menjadi bagian dari pelengkap pariwisata Malioboro. Nantinya, pengembangan ini diharapkan akan menjadi landasan berkembangnya DIY sebagai destinasi terkemuka di tanah air. Namun demikian harus ada sinergi dalam pengembangan Stasiun Tugu dengan rencana pengembangan wilayah DIY dari pemerintah.

Ia menandaskan, untuk kepentingan tersebut, nantinya tidak akan ada
pembebasan lahan baru lagi karena semua tanah yang digunakan untuk
pengembangan Stasiun Tugu tersebut adalah tanah Sultan Ground. Sehingga kemungkinan besar tidak ada warga terdampak dari pengembangan
stasiun Tugu tersebut nantinya.

Heru menambahkan, pengembangan stasiun tugu memang menjadi harapan
baru solusi untuk pemecahan masalah di Malioboro. Seperti permasalahan perparkiran, nantinya diproyeksikan akan dibangun di bawah tanah sehingga tidak akan membutuhkan lahan yang luas lagi dari yang ada saat ini.

“Terdampaknya ya nanti diharapkan mampu mengurangi kemacetan di
Malioboro,”tambahnya.

Kepala PT KAI DAOP 6, Eko Purwanto mengungkapkan, revitalisasi yang
kini PT KAI lakukan diharapkan akan terintegrasi dengan rencana pengembangan industri pariwisata dari pemerintah DIY. Revitalisasi tersebut diharapkan untuk mendukung konektifitas dan pariwisata yang ada di DIY. Namun saat ini memang baru rencana, dan belum ada detil.

“Kapasitas kita (stasiun Tugu) masih terbatas. Sehingga perlu pengembangan,”tambahnya.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X menambahkan, untuk keperluan
revitalisasi Stasiun Tugu, memang ada kesepakatan antara lima pihak yaitu Pemerintah DIY, Pemerintah Kota Yogyakarta, Keraton Yogyakarta,
PT KAI dan PT Hutama Karya. Penandatanganan kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut dari kesepakatan tahun 2007 yang lalu di
Bandung.

“Kesepakatan ini akan menjadi landasan untuk melakukan sinergi danal
pengembangan profit orietnted,”tambahnya. (erl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *