Malioboronews.id, Yogyakarta – Universitas AKPRIND Indonesia menggelar Seminar Umum Sertifikasi Pasar Modal, Rabu (28/05/2025), di Auditorium Akprind University. Mengusung tema “Mengenal Karir di Pasar Modal dan Menangkan Kompetisi Dunia Kerja dengan Sertifikasi Pasar Modal”, kegiatan ini menghadirkan Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, sebagai narasumber utama, dengan Maria Regina Nansi, dosen Prodi Bisnis Digital AKPRIND, sebagai moderator.
Kegiatan ini didukung penuh oleh Bursa Efek Indonesia Perwakilan Yogyakarta, serta menghadirkan kolaborasi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) sebagai bagian dari komitmen memperluas akses literasi dan sertifikasi keuangan di lingkungan kampus.
Mahasiswa Harus Mampu Terapkan Ilmu di Dunia Nyata
Dr. Edhy Sutanta, S.T., M.Kom., Rektor Universitas AKPRIND Indonesia, dalam sambutannya menegaskan pentingnya mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori, tetapi mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata dan dunia kerja:
“Kuliah bukan hanya untuk menambah pengetahuan, tapi membangun kompetensi. Mahasiswa harus bisa menjawab: saya bisa apa. Dengan begitu, Anda bukan sekadar ikut kompetisi, tapi siap memenangkannya,” ujarnya.
Sertifikasi Pasar Modal Masih Minim, Peluang Karir Masih Terbuka Lebar
Irfan Noor Riza, Kepala BEI Perwakilan Yogyakarta, menyoroti ketimpangan antara jumlah investor Indonesia yang telah mencapai 16,2 juta dengan jumlah profesional bersertifikat WPPE (Wakil Perantara Perdagangan Efek) yang masih di bawah 3.000 orang.
“Artinya masih ada kekurangan lebih dari 13 ribu WPPE untuk memenuhi kebutuhan ideal. Ini peluang besar bagi mahasiswa untuk masuk dan berkarir di pasar modal secara profesional,” tegasnya.
Sertifikasi adalah Kunci Bersaing di Dunia Kerja
Derris Sulaiman, Direktur LSPPMI, menyampaikan bahwa kerja sama dengan AKPRIND menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan pentingnya sertifikasi keahlian dalam industri pasar modal kepada generasi muda.
“Ilmu saja tidak cukup. Dunia kerja kini menuntut bukti keahlian melalui sertifikasi. LSPPMI hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut secara profesional, independen, dan transparan,” tuturnya.
Investasi dan Sertifikasi, Dua Bekal Masa Depan
Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, menyampaikan edukasi menyeluruh tentang instrumen pasar modal seperti saham, obligasi, dan reksadana.
“Saham adalah bukti kepemilikan. Jika perusahaan untung, kita ikut menikmati. Sedangkan obligasi adalah surat utang yang memberikan kupon. Untuk pemula, reksadana adalah jalan terbaik karena dikelola profesional dan bisa dimulai dari Rp1.000.000,” jelasnya.
Ia juga menekankan aspek perpajakan:
“Reksadana bukan objek pajak, berbeda dengan deposito yang dikenai pajak 20%. Ini keunggulan besar yang sering tidak disadari investor pemula,” tambahnya.
AKPRIND Tegaskan Komitmen Mencetak SDM Keuangan Profesional
Dr. Suwanto Raharjo, S.Si., M.Kom., Dekan Fakultas Komunikasi dan Bisnis, menyatakan bahwa fakultasnya berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya unggul di ruang kelas, tetapi juga kompeten secara profesional:
“Kami ingin mahasiswa AKPRIND menjadi pelaku aktif dalam transformasi digital dan keuangan, dengan bekal sertifikasi yang diakui industri,” ujarnya.
Kolaborasi Nyata Kampus dan Industri
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, simulasi pendaftaran sertifikasi, serta penandatanganan nota kesepahaman antara Universitas AKPRIND Indonesia dan LSPPMI. Mahasiswa juga dibekali akses awal ke pelatihan kompetensi resmi, sebagai bagian dari onboarding ke industri pasar modal.
Dengan dukungan Bursa Efek Indonesia Perwakilan Yogyakarta, kegiatan ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia akademik dan industri dalam menyiapkan SDM yang adaptif, kompeten, dan bersertifikasi di sektor keuangan Indonesia.(aha)