MALIOBORO – Jumlah agen laku pandai terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari waktu ke waktu. Penetrasi perbankan untuk menambah link atau jaringan mereka menjadi upaya memperbesar pangsa pasar.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santosa mengungkapkan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin meningkatkan angka keterjangkauan masyarakat terhadap produk perbankan, maka upaya untuk menambah jumlah jaringan memang sangat diperlukan. Agen laku pandai menjadi salah satu upaya meningkatkan angka literasi masyarakat Indonesia.
“OJK mencatat jumlah agen laku pandai perbankan semakin berkembang pesat,” tuturnya.
Tahun 2017 lalu, OJK mencatat terjadi pertumbuhan jumlah agen laku pandai sebanyak 168 persen dibanding dengan tahun 2016 yang lalu. OJK mencatat jumlah agen laku pandai di tanah air mencapai 741.000 agen.
Penetrasi layanan agen laku pandaipun cukup baik karena mampu melayani jutaan nasabah yang memang selama ini sebagian kesulitan mengakses layanan konvensional perbankan. OJK mencatat nasabah yang dilayani oleh agen laku pandai mencapai 13,7 juta orang.
“Jumlah tersebut naik 269 persen,” ungkapnya.
Agen laku pandai merupakan salah satu strategi perbankan untuk menjaring masyarakat yang belum memiliki akses keuangan di daerah-daerah. Hal ini juga sebagai langkah perbankan memanfaatkan teknologi digital dan penerapan sistem branchless banking di masyarakat.
melalui agen laku pandai ini memungkinkan lembaga jasa keuangan untuk dapat memberikan layanan keuangan kepada masyarakat yang lebih luas, menjangkau masyarakat kurang mampu di daerah terpencil dengan biaya yang jauh lebih rendah.
“Dengan agen laku pandai tentu akses masyarakat dapat lebih luas lagi untuk menjangkau layanan keuangan,” pungkasnya.
(Erfanto Linangkung)