Bank BCA Donasikan Rp 300 Juta Untuk Pembangunan Sumur Bor di Gunungkidul

MALIOBORO – Menyadari pentingnya sumber air bagi sepanjang kehidupan manusia, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui program Bakti BCA yang
diprakarsai Corporate Social Responsibility (CSR) BCA berinisiatif
untuk turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat, salah satunya di
bidang kesehatan. Inisiatif ini diimplementasikan dengan donasi yang
diberikan BCA sebesar Rp 300 juta untuk Instalasi Sumur Bor untuk kesejahteraan masyarakat di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta.

Penyediaan Instalasi Sumur Bor ini secara resmi diberikan dalam seremoni peresmian yang dihadiri oleh Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo, Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge Setiawati, Kepala Pengembangan Bisnis
Cabang (KPBC) BCA KCU Yogyakarta Wahyu Hariatmanto, Bupati Gunungkidul Badingah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
Kawasan Permukiman (DPUPKP) Gunungkidul Eddy Praptono, dan Kepala
Bappeda Gunungkidul Sri Suhartanta di Balai Dusun Karangtengah II, Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (16/11).

Cyrillus menuturkan, pemberian donasi senilai Rp300 juta untuk pembangunan dua sumur bor baru yang tersebut bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Dari pembangunan dua sumur yang didukung oleh BCA, sumur yang sudah rampung dan siap digunakan adalah Sumur Ngelorejo di Desa Gari. Melalui penguatan dan penambahan air baku, pasokan air pun terjamin untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

“Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup di muka bumi
ini. Begitu banyak nilai manfaat dalam setiap tetesnya. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk mewujudkan kepedulian dalam rangka menjaga kelestarian air bersih melalui penyediaan sumur bor,” tambah
Cyrillus.

Selain itu, bencana kekeringan yang sempat melanda Gunungkidul pada
bulan Juni 2018 lalu juga menjadi latar belakang BCA dalam meringankan
langkah membantu dan menyediakan air bersih melalui sumur bor ini.

Saat itu, kondisi kering tanpa hujan berdampak pada 54 desa dari 11 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul. Alhasil, sebanyak 31.607 kartu keluarga (KK) dan 96.523 jiwa terpaksa kesulitan akses air bersih.

“Di sisi lain, kami kian mencermati bahwa Gunung Kidul menjadi salah
satu potensi wisata di Indonesia yang juga menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini terlihat dari jumlah wisatawan ke Gunung Kidul yang pada tahun 2011 sekitar 500 ribu, dan kini sudah mencapai sekitar 3 juta. Potensi alam seperti 13 situs geopark yang telah masuk jaringan geopark Gunungsewu dan telah ditetapkan UNESCO juga menjadi bentuk keunikan dari Gunung Kidul.

Dengan demikian, merupakan sebuah kebanggan dan kehormatan bagi kami
dapat berkontribusi dalam tujuan mulia, menyediakan air bersih melalui sumur bor demi kemajuan hidup masyarakat sekitar yang lebih baik,” tutup Cyrillus.

Bupati Gunungkidul, Badingah mengaku sangat berterima kasih dengan bantuan tersebut. Karena dengan bantuan sarana air bersih tersebut dapat membantu masyarakat GUnungkidul yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. (erf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *