Bank Wakaf Mikro Solusi Bagi Usaha Mikro Untuk Mendapatkan Pembiayaan

MALIOBORO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap, keberadaan Bank Wakaf Mikro (BWM) bisa menjadi solusi agar masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan tidak lagi meminjam uang kepada rentenir.

Financial technologi (Fintech) yang sekarang sudah mulai menjamur juga
bukan menjadi solusi bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan pembiayaan mengingat bunganya yang masih tinggi.

Direktur Hubungan Masyarakat OJK, A. Hari Tangguh Wibowo mengatakan, sampai saat ini alternatif pembiayaan dengan berbagai kemudahan memang banyak ditawarkan kepada masyarakat. Hanya saja, bunga yang diberikan untuk nasabah masih cukup tinggi. Sehingga hal tersebut justru
memberatkan nasabah.

“Masih minimnya akses keuangan masyarakat terutama di pedesaan membuat rentenir menjadi satu-satunya jalan bagi mereka ketika membutuhkan pinjaman uang,” ujarnya. OJK sengaja merancang BWM untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai kemudahan dan kelebihan. Pinjaman tanpa agunan sekaligus dengan imbal hasil yang rendah akan membuat masyarakat kurang mampu yang memiliki usaha kecil menengah bisa melakukan pinjaman uang
tanpa harus memikirkan beratnya cicilan untuk mengembalikan pinjaman tersebut.

Adapun skema pembiayaan melalui BWM adalah pembiayaan tanpa agunan dengan nilai maksimal Rp1 juta dan margin bagi hasil setara 3%. Pembiayaan itu bisa dicicil oleh nasabah selama 52 minggu dengan jumlah cicilan per minggunya hanya Rp 20.000. Namun, BWM ini tak cuma membantu menyalurkan pembiayaan. Sebagai tanggungjawab moral, OJK juga mengharuskan BWM melakukan proses pelatihan dan pendampingan serta pola pembiayaan yang dibuat per kelompok atau tanggung renteng. Oleh karena itu, BWM diharapkan bisa menyediakan akses permodalan atau pembiayaan bagi masyarakat yang belum terhubung dengan lembaga keuangan formal.

“Lingkungan pondok pesantren yang saat ini sangat potensial untuk perkembangan ekonomi. Karena ketika ada pesantren, maka perekonomian warga sekitar bisa bergerak cepat. Apalagi saat ini jumlah pesantren mencapai lebih dari 28.000 di berbagai penjuru Tanah Air. Itu pasar
yang sangat bagus,” tambahnya. (fan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *