MALIOBORO.NEWS, Yogyakarta – Pada tahun ini, Bulan Inklusi Keuangan 2020 mengambil tema Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju atau AKSESSKU. Dunia saat ini tengah menghadapi krisis kesehatan berskala global akibat pandemi COVID-19, yang turut memperlemah sektor perekonomian. Perlambatan aktivitas ekonomi juga berimbas pada menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat, terutama kalangan pelaku usaha informal, ultra mikro, mikro dan kecil. Dunia saat ini juga tengah menghadapi urgensi untuk mengatasi kerentanan sosial dan ekonomi, seperti bagaimana meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat.
Lalu, memetakan dan menjangkau masyarakat kecil, ultra mikro dan UMKM di berbagai pelosok yang membutuhkan bantuan keuangan dan dukungan kebijakan, serta bagaimana meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat dengan cara menumbuhkan permintaan. Di sinilah inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis sehingga diharapkan dapat menjadi solusi jitu untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi COVID-19.
Seluruh pengambil kebijakan ekonomi dan keuangan di tataran global, baik oleh pemerintah maupun otoritas sektor keuangan telah menempatkan upaya penyediaan akses keuangan sebagai salah satu respons utama kebijakan penanganan pandemi COVID-19 guna mencegah dampak negatif yang berkepanjangan bagi masyarakat dan dunia usaha.
Dalam Bulan Inklusi Keuangan 2020 ini berbagai kegiatan yang akan dilakukan antara lain penyaluran kredit pembiayaan kepada pelaku UMKM, pembukaan rekening berbagai penjualan produk jasa keuangan yang berinsentif, seperti diskon, bonus, reward, cashback, dan promo khusus.
Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Yogyakarta turut serta menyemarakkan Bulan Inklusi Keuangan 2020 ini dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi daring untuk warga DIY dan sekitarnya.
Terlihat ada yang berbeda, Sabtu (10/10/20) ini BEI Kantor Perwakilan Yogyakarta mengajak rekan-rekan difabel untuk ikut berinvestasi di Pasar Modal Indonesia.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan, “Pasar Modal adalah sebuah kesempatan untuk peningkatan kesejahteraan kita, untuk masa depan kita, bahkan untuk anak cucu kita. Jangan sia-siakan kesempatan dan manfaat pasar modal yang satu ini. Jangan katakan lagi investasi di pasar modal itu njelimet, mahal, dan tidak terjangkau. Yang dibutuhkan hanya kemauan saja, kemauan untuk mulai dan belajar. Dan belajar dari COVID-19 ini bahwa sebuah investasi memanglah sangat dibutuhkan”.
“Kami akan bukakan akses pasar modal seluas-luasnya ke seluruh lapisan masyakat di DIY ini tanpa kecuali termasuk teman-teman difabel ini,” tutur Irfan.
Acara Sekolah Pasar Modal (SPM) Digital kali ini mengandeng komunitas Difabel Investor Pasar Modal Indonesia (Difaversada) dan diikuti 100-an peserta dari berbagai kota di Indonesia.
“Perkembangan teknologi membuat kami dapat menyelenggarakan sosialisasi daring yang dapat dengan mudah diikuti juga oleh rekan-rekan difabel dari luar kota Yogyakarta. Ada dari Bali, Donggala, Malang, dan sebagainya. Antusiasme mereka sangat tinggi untuk ikut berinvestasi di pasar modal. Dan kami tentunya berharap bahwa program ini memberi banyak manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya di DIY dan sekitarnya. Harapan terbesar kami adalah peningkatan literasi dan inklusi pasar modal dan kesadaran bahwa saat ini adalah WAKTU yang tepat untuk BERINVESTASI.” pungkasnya.(ah)