BI  

BI Dorong Peran Ulama Bantu Kendalikan Inflasi

BI

MALIOBORO – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) senantiasa mendorong stabilitas dan rendahnya inflasi di Yogyakarta. Sebab BI memiliki tugas sebagai otoritas yang menjaga kestabilan nilai Rupiah melalui terkendalinya harga barang dan jasa (inflasi) serta nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain (kurs).

Kepala Kantor Perwakilan BI Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan tantangan pengendalian inflasi yang semakin besar ke depannya menjadi perhatian bagi Bank Indonesia DIY serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY sebagai punggawa pengendali inflasi di daerah. Aksi pengendalian inflasi yang impactful menjadi sangat dibutuhkan untuk menghadapi pola fluktuasi inflasi di DIY.

“Oleh karena itu, berbagai program strategis dicanangkan oleh TPID DIY sebagai bentuk langkah antisipasi tekanan inflasi, khususnya pada bulan-bulan seasonal terjadinya gejolak,”tutur Budi.

Sebagai wujud kontribusi nyata terhadap stabilitas harga barang dan jasa di Yogyakarta, Bank Indonesia DIY mencetuskan sebuah terobosan pengendalian inflasi berbasis religi melalui kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY dan ISEI Cabang Yogyakarta. Kerjasama ini bertujuan mendorong terciptanya masyarakat sadar inflasi melalui penyebaran ceramah/dakwah para ulama yang dinilai efektif dan powerful dalam memberikan pemahaman inflasi kepada masyarakat.

Baca Juga : BI Yogyakarta Sebut Transaksi Non Tunai Mengalami Kenaikan

Dalam rangka membentuk masyarakat sadar inflasi, Majelis Ulama Indonesia DIY berkomitmen melahirkan “Ulama Peduli Inflasi”di DIY. Sebagai apresiasi Bank Indonesia DIY terhadap komitmen MUI DIY dituangkan dalam penyusunan framework ceramah pengendalian inflasi bagi para Ulama/Dai.

Budi mengungkapkan penyusunan buku guideline ceramah tersebut turut mengundang ISEI Cabang Yogyakarta serta MUI DIY untuk memperkaya serta memperluas ragam cakupan pembahasan mulai dari sisi agamawi maupun akademis hingga prakteknya. Buku “Ceramah Pengendalian Inflasi” sangat komprehensif dengan mengangkat beberapa tema besar antara lain mewujudkan masyarakat yang sejahtera, pengendalian inflasi dari sisi penawaran (supply), serta pengendalian inflasi dari sisi permintaan (demand).

“Konten yang sarat akan edukasi dan informasi mengenai inflasi tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu tools media komunikasi yang cukup efektif kepada masyarakat, mengingat komunikasi merupakan kunci keberhasilan dari proses pengendalian inflasi dan menjadi salah satu core program pengendalian inflasi,”paparnya.

Menurut Budi, pentingnya mendorong terobosan-terobosan yang sifatnya mutakhir dan implementatif serta mengedepankan komunikasi menjadi ujung tombak pembentuk perspektif dan ekspektasi positif masyarakat terhadap perkembangan harga maupun pertumbuhan ekonomi di DIY.

Ke depan, diharapkan gerakan Ulama Peduli Inflasi dapat menjadi embrio terciptanya ‘Masyarakat Jogja Peduli Inflasi’, sehingga proses pengendalian inflasi di DIY menjadi lebih optimal, efektif dan efisien serta berdampak lebih luas bagi kesejahteraan seluruh masyarakat DIY.(erf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *