MALIOBORO – Bank Indonesia meyakini, Pertumbuhan ekonomi 2018 diyakini berada pada kisaran 5,1-5,5%, Dengan melihat perkembangan ekonomi tahun ini, dapat diperacoleh gambaran bagaimana prospek perekonomian tahun depan. Tantangan ekonomi, potensi domestik, serta sinergi kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia, mewarnai prospek perekonomian ke depan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto mengatakan, pertumbuhan ekonomi global serta pertumbuhan harga komoditas diperkirakan akan meningkat secara gradual. Suku bunga dunia diperkirakan meningkat, sejalan dengan tren pengetatan kebijakan moneter di negara maju. Pertumbuhan ekonomi 2018 diyakini berada pada kisaran 5,1-5,5%.
“Pertumbuhan ekonomi tetap terjaga terutama didorong permintaan domestik. Sementara untuk inflasi 2018, BI memperkirakan berada pada kisaran sasaran 3,5+1%. ,”paparnya.
Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit perbankan 2018 masing-masingdiperkirakan sebesar 9-11% dan 10-12%. Defisit transaksi berjalan, meski diperkirakan sedikit meningkat, namun tetap di bawah 3% dari PDB. Pada periode 2019-2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat hingga mencapai kisaran 5,8-6,2% pada 2022. Dengan inflasi sebesar 3+1% dan defisit transaksi berjalan yang menurun dan tetap di bawah 3% dari PDB.
BI juga optimis pertumbuhan ekonomi DIY ke depan akan lebih baik ditopang oleh peningkatan permintaan domestik. Akselerasi konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat pasca kenaikan UMK 2018 dan mulainya aktivitas pembangunan fisik bandara di Kulonprogo akan mendorong kinerja konsumsi dan investasi.
Dari sisi sektoral, pariwisata masih akan tumbuh seiring dengan prospek perbaikan perekonomian global dan domestik yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan, baikdomestik maupun mancanegara ke DIY. Berdasarkan pertimbangan tersebut, kami optimis ekonomi DIY 2018 mampu tumbuh lebih tinggi yaitu pada kisaran 5,2 – 5,6%.
“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi DIY pada periode 2019-2022 juga berada dalam tren yang meningkat yaitu pada kisaran 5,9–6.3%, di atas pertumbuhan nasional pada tahun 2022, dengan ditopang inflasi yang terjaga,”urainya.
Untuk mencapai target tersebut, optimalisasi seluruh potensi ekonomi perlu digalakkan sejak dini. Sektor pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian DIY perlu lebih ditingkatkan. Skala perekonomian UMKM yang menjadi ”engine of growth” perekonomian DIY perlu dikembangkan. Selain itu, diperlukan pengembangan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di DIY yang potensial untuk menjadi pendorong perekonomian ke depan, antara lain industri kreatif. Akselerasi pembangunan bandara di Kulonprogo serta optimalisasi pemanfaatannya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat DIY juga perlu menjadi perhatian bersama.
(erfanto linangkung)