MALIOBORO – Bank Indonesia menyatakan, volatile food tantangan risiko tekanan inflasi yang perlu dicermati TPID DIY pada tahun 2018 ini. Mereka menandaskan komoditas beras harus diwaspadai akan memberikan tekanan seperti yang sudah terjadi sejak penghujung tahun 2017 dan berlanjut hingga awal Januari 2018.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan, seiring dengan kondisi cuaca yang kurang mendukung dimana saat ini masih dalam musim hujan. Tantangan lainnya adalah tren peningkatan harga minyak dunia seiring dengan prospek ekonomi dunia yang lebih baik juga perlu diwaspadai.
“Meskipun kenaikan harga minyak yang kemudian berpengaruh kepada kenaikan harga bensin merupakan kebijakan yang terpusat (Nasional), efek tularnya terhadap komoditas lain diupayakan dijaga agar tidak terlalu tinggi,”tuturnya.
Terlebih, kata Budi, bensin merupakan salah satu penyumbang inflasi administered price di DIY pada tahun 2017. Kemudian, prospek perekonomian Nasional dan DIY di tahun 2018 yang lebih baik juga menyimpan risiko meningkatkan tekanan inflasi. Proyek-proyek infrastruktur seperti pembangunan bandara, jalan, dan proyek lainnya yang perlu segera diselesaikan sebelum tahun 2019 akan mendorong permintaan dari masyarakat semakin meningkat.
Menurut Budi, dengan tantangan tersebut dan ditambah sasaran inflasi Nasional pada tahun 2018 yang lebih rendah dibanding tahun sebelumnya, yakni 3,5 ± 1% (yoy), TPID DIY berkomitmen untuk bekerja lebih keras serta melakukan koordinasi dan sinergi yang lebih solid lagi. Upaya untuk mengendalikan harga volatile foods (beras) menjadi salah satu tujuan program kerja yang akan dilakukan di awal 2018.
Beberapa program kerja TPID DIY yang saat ini sudah dan akan dilaksanakan antara lain adalah stabilisasi harga pangan beras dilakukan dengan meningkatkan efektivitas pelaksanaan operasi pasar yang dilakukan Bulog DIY, baik di pasaran maupun kepada masyarakat langsung. TPID DIY senantiasa memantau perkembangan harga beras di pasaran yang saat ini tengah bergejolak dan melakukan operasi pasar sampai harga beras tersebut stabil.
“TPID DIY akan bekerja sama dengan Satgas pangan melakukan penelusuran terhadap rantai distribusi beras, mulai dari produksi sampai dengan jalur distribusinya, serta melakukan pemantauan untuk memastikan tidak terjadi penimbunan atau kecurangan dalam pengelolaan beras di DIY,”tambahnya.
Di samping itu, TPID DIY akan mencari alternatif upaya dalam rangka membangun ketahanan pangan secara lokal. Salah satu upaya yang akan dijajaki yakni melihat kemungkinan pemberian subsidi pangan, seperti ongkos angkut, dalam rangka menjaga stabilitas harga. (Erfanto Linangkung)