MALIOBORO.NEWS – Bank Indonesia (BI) wilayah Yogyakarta mengklaim terjadi kenaikan transaksi non tunai yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kendati masih kesulitan mencari angka pasti kenaikan tersebut akibat data transaksi non tunai terintegrasi di kantor-kantor pusat pemberi layanan transaksi Non tunai, tetapi BI Yogyakarta memastikan terjadi kenaikan transaksi non tunai mengikuti transaksi non tunai nasional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Budi Hanoto mengungkapkan, sangat sulit menghitung berapa besaran kenaikan transaksi non tunai. Ia mencontohkan, ketika seseorang menjadi nasabah sebuah bank di Yogyakarta dan melakukan pengisian uang non tunai, namun nasabah tersebut melakukan transaksi non tunai di luar daerah. Seperti pengisian e-Tol, nasabah bisa mengisinya di manapun layanan diberikan, namun transaksinya di jalan tol.
“Seperti itu. Di Jogja kan tidak ada jalan tol, tetapi bisa mengisi e-tol ketika berad di DIY,”tuturnya.
Tetapi, lanjutnya, BI bisa memastikan kenaikan transaksi non tunai naik setelah melihat fenomena yang banyak sekali masyarakat yang mulai melakukan transaksi menggunakan non tunai. Fasilitas kartu debit atau kartu ATM, Kartu Kredit, QR Code ataupun layanan transaksi non tunai lain yang diberikan oleh vendor seperti T-Cash, Go Pay sudah mulai banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Di samping itu, semakin banyak merchant-merchant transaksi non tunai bertebaran di tempat-tempat belanja. Tak hanya di perkotaan, namun merchant-merchant tersebut sudah mulai merambah ke pelosok daerah. Di beberapa pusat sentra kerajinan daerah tujuan wisata, sudah banyak Bank yang menyediakan Electronic Data Capture (EDC) untuk memudahkan transaksi pengunjung.
“Lihat fenomena tersebut sudah biasa di sekitar kita. Ini menunjukkan jika memang transaksi non tunai sudah menjadi gaya hidup baru,”tambahnya.
Bank Indonesia sebenarnya berusaha untuk melakukan efisiensi pembayaran non tunai dengan meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Hingga akhir tahun ini, pihaknya berupaya 30 persen kartu debit ataupun kredit dari masyarakat sudah berlogo GPN. Namun sampai saat ini pihaknya belum mendapat laporan dari perbankan realisasi GPN
tersebut. (erf)