Indeks
BI  

Ekonomi DIY Masih Bergantung Pada Sektor Pariwisata

pantai-glagah-yogyakarta

MALIOBORO – Sektor pariwisata masih menjadi motor penggerak perekonomian DIY. Di mana pariwisata memiliki daya ungkit yang tinggi, baik melalui backward maupun forward linkage, yang dapat mendorong pertumbuhan berbagai industri lainnya, diantaranya biro perjalanan, transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, kerajinan, pemandu wisata, serta jasa pendukung lainnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto mengungkapkan, kontribusi total yang diberikan sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi DIY mencapai 55% yang berasal dari multiplier effect pariwisata terhadap sektor lainnya. Dari sisi ketenagakerjaan, sektor pariwisata menyerap tenaga kerja lebih dari 50% dari jumlah tenaga kerja yang tersebar di berbagai lapangan usaha.

“Sektor lain yang menyerap tenaga kerja adalah perdagangan, hotel dan restoran, transportasi dan komunikasi, industri pengolahan maupun konstruksi,”ujarnya.

Melalui pengembangan community based tourism, sektor pariwisata dapat memberikan manfaat secara langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui pemberdayaan UMKM untuk mendukung sektor pariwisata. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi BPS tahun 2016, karakteristik dunia usaha di DIY masih didominasi oleh pelaku usaha dari unit mikro kecil yang mencapai 98,4% dari total usaha, yang terkonsentrasi pada lapangan usaha perdagangan, industri pengolahan dan penyediaan akomodasi dan makan minum.

DIY selama ini memang merupakan salah satu destinasi pariwisata terkemuka di tanah air, bahkan di dunia. Ribuan wisatawan yang datang ke wilayah ini membawa dampak positif bagi perputaran roda perekonomian di DIY. Sehingga wajar jika sektor pariwisata menjadi sektor yang mendominasi penyumbang perekonomian di wilayah ini dibanding dengan sektor yang lain.

“Apalagi besok akan ada bandara baru, dipastikan ketergantungan DIY akan pariwisata masih tetap tinggi,”tambahnya.

(erfanto linangkung)

Exit mobile version