BI  

Ekonomi DIY Tumbuh 5,41%

ekonomi-yogyakarta-2017-tumbuh

MALIOBORO – Perekonomian DIY mampu tumbuh 5,41% (yoy) pada Triwulan III 2017, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,06% (yoy). Tumbuhnya perekonomian DIY ini lebih banyak karena ditopang oleh tetap terjaganya konsumsi rumah tangga.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto, Tren meningkat yang dialami oleh konsumsi rumah tangga sejak pertengahan tahun 2016 terus berlanjut hinggamencapai 5,69% (yoy) pada triwulan laporan, tumbuh meningkat dibandingkan Triwulan II 2017 yang tercatat sebesar 5,47% (yoy).

“Kondisi ekonomi domestik yang stabil disertai dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga,”terangnya.

Di samping itu, konsumsi pemerintah dan investasi juga mengalami peningkatan seiring dengan siklus tahunan realisasi pencairan anggaran program pemerintah yang mencapai puncak pada Triwulan III. Sementara itu, kinerja ekspor mengalami perbaikan seiring dengan mulai pulihnya produksi paska momentum Ramadhan dan Idul Fitri yang disertai peningkatan permintaan dari negara-negara mitra dagang.

Di sisi lain, impor cenderung meningkat yang didorong oleh peningkatan impor berupa barang modal untuk kebutuhan produksi maupun barang untuk kebutuhan konsumsi. Karakteristik DIY sebagai salah satu wilayah yang didukung oleh UMKM memang membuat pertumbuhan ekonomi DIY tetap terjaga.

Budi menambahkan, pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan III 2017 juga ditopang oleh peningkatan pada lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, konstruksi, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta jasa pendidikan. Penguatan ekonomi domestik, high season kunjungan wisatawan ke DIY.

Percepatan penyelesaian pembangunan infrastruktur menjelang akhir tahun juga mampu meningkatkan pertumbuhan perekonomian DIY pada Triwulan III 2017. Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum memberikan andil terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.

Sementara Penyediaan akomodasi makan dan minum mampu kembali tumbuh setelah sempat berada dalam tren menurun sejak akhir tahun 2016. Sedangkan lapangan usaha konstruksi terus melanjutkan tren positif sejak tahun 2016 seiring dengan berbagai pembangunan infrastruktur yang diinisiasi pemerintah.

“Di sisi lain, lapangan usaha industri pengolahan, pertanian dan perdagangan cenderung mengalami perlambatan,”paparnya.

(erfanto linangkung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *