WISATA  

Mengapa YIA Mendesak Beroperasi

NYIA Kantongi Sertifikat Bandar Udara

MALIOBORO.NEWS – Bandara baru di Kulonprogo, Yogyakarta International Airport (YIA) telah mengantongi Sertifikat Bandar Udara (SBU) dari Kementrian Perhubungan. Otoritas YIA, PT Angkasa Pura I telah menerima sertifikat tersebut pada tanggal 24 April 2019 lalu.

Pelaksana Tugas Sementara General Manager YIA, Agus Pandu Purnama mengatakan, setelah melalui beberapa proses verifikasi baik dari Kementrian Perhubungan ataupun juga Avsec, NYIA dinyatakan lolos untuk bandar udara. Kementrian Perhubungan telah menerbitkan sertifikat dan PT Angkasa Pura I telah menerimanya.

“Dengan sertifikat tersebut maka NYIA sudah layak dan boleh untuk digunakan untuk penerbangan,”tuturnya.

Menurut Pandu, Bandara baru di Kulonprogo menjadi asa bagi penerbangan di DIY. Sebab selama ini permintaan penerbangan ke DIY cukup tinggi. Pengelola bandara internasional Adisutjipto sering melakukan penolakan terhadap maskapai penerbangan yang ingin mengajukan jadwal tambahan.

Pandu menambahkan bandara Adisutjpto sebenarnya sudah over capacity. Di mana kapasitas bandara Adisutjipto sebenarnya hanya 1,8 juta penumpang namun sekarang sudah terisi sampai 5 juta penumpang pertahunnya.

Selama ini, lalu lintas penerbangan di bandara sangat padat. Slot time penerbangan di Bandara Adisutjipto ada 188 slot. Namun karena jumlah Parking stand hanya 11 maka seringkali mengakibatkan pesawat holding.

“Seringkali ada 5 pesawat di angkasa menunggu antrean pendaratan,”ungkapnya.

Saat ini, waktu tunggu antrean pesawat di Adisucipto mencapai 40-50 menit dan tak jarang pesawat harus mendarat di bandara lain atau bahkan terpaksa return to base (kembali ke bandara asal keberangkatan). Bahkan pernah ada kasus, penerbangan dari Singapura harus holding di angkasa selama 59 menit hingga akhirnya terpaksa mendarat di Surabaya.

“Kalau holding berarti pelayanan kurang bagus,”ujarnya.

Hal itulah yang menjadi alasan mengapa PT Angkasa Pura I ingin agar bandara baru segera diperasionalkan dengan dipindah penerbangan internasionalnya. Sebab, dengan pindah, holding tidak akan ada lagi karena di bandara baru bisa 309 slot penerbangan sedangkan Adisucipto hanya 188 slot.

Pengoperasian penerbangan internasional di NYIA secara lebih awal dinilai sebagai kebutuhan mendesak karena beberapa hal. Di antaranya, kapasitas penerbangan di Bandara Adisucipto Yogyakarta yang sudah kelewat padat hingga menyebabkan banyak pesawat mengalami holding (menunggu antrean) untuk mendarat maupun terbang.(erf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *