MALIOBORO – Meski baru setengah tahun berjalan, tetapi kinerja PT MNC Insurance Indonesia cukup bagus tahun ini. Penetrasi produk-produk mereka diterima dengan baik oleh masyarakat. Hal tersebut terbukti dalam penerimaan premi mereka sudah melampaui separuh dari proyeksi mereka.
Di semester I tahun 2018 ini, PT MNC Insurance Indonesia sudah berhasil mengumpulkan premi sebesar Rp 392 miliar. Jumlah tersebut jauh di atas dari target yang sebelumnya mereka tetapkan. Jika dalam setahun anggota MNC Group ini menargetkan mengumpulkan premi Rp 500 miliar, maka realisasi semester I sebesar Rp 392 miliar tersebut mununjukkan kinerja moncer mereka yakni mencapai 78,4%.
Di semester kedua ini, perusahaan asuransi umum bagian dari MNC Group ini masih optimistis kendati pergerakan rupiah sedang fluktuatif. Sebab, pergerakan kurs hanya sementara, sehingga nantinya hal ini akan mendorong ekspor dan asuransi marine cargo turut berimbas.
Direktur Utama MNC Insurance Sylvy Setiawan mengatakan, industri asuransi di tanah air kini memang kian membaik. Pemahaman masyarakat terhadap produk-produk asuransi kian meningkat. Sehingga penetrasi produk-produk asuransi yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan asuransi termasuk MNC Insurance Indonesia dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
“Kinerja apik ini kami perkirakan akan terus berlanjut dengan strategi yang sudah dipersiapkan perusahaan ini,”tuturnya.
Semester I tahun ini, MNC Insurance telah mampu mengumpulkan premi sebanyak Rp 392 miliar. Jumlah tersebut meningkat lebih banyak dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perolehan premi MNC Insurance tersebut meningkat 89,4% dibanding realisasi pertengahan tahun 2017 sebesar Rp 207 miliar.
Sylvy mengatakan, kontribusi paling besar dalam industri asuransi yang mereka kelola masih berasal dari bisnis asuransi kendaraan. Di mana saat ini bisnis asuransi kendaraan masih mencapai 20%. Kontribusi premi yang kedua bagi MNC Insurance Indonesia adalah bisnis asuransi properti yaitu sebesar 15% dari total premi.
“Asuransi marine cargo dan enginering masing-masing 5% serta sisanya produk asuransi lain aviation, asuransi satelit dan sebagainya,”tambahnya.(fan)