MALIOBORO – Bank Indonesia menyatakan iklim investasi yang lebih sehat akan memberikan keyakinan perbankan dalam penyaluran kreditnya. Sehingga kinerja perbankan akan terus membaik. Kepala Perwakilan BI Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan, kemampuan menyehatkan neraca korporasi dan rumah tangga juga menjadi semakin penting agar memudahkan perbankan melakukan financial assessment dan mengkalkulasi cash flow korporasi dan rumah tangga.
“Ke depan, dana pihak ketiga diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 9-11%, sementara kredit perbankan diperkirakan tumbuh sekitar 10-12%,” terangnya. Menurutnya, faktor pembiayaan masih mempunyai ruang luas. Dari sisi perbankan, kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan yang masih rendah di sekitar 59,47% menggambarkan bahwa masyarakat dan korporasi di DIY lebih banyak saving di perbankan ketimbang mengambil kredit perbankan.
Di sisi lain, investasi yang terkait dengan bisnis pariwisata diperkirakan akan memberikan nilai tambah perekonomian DIY. Dengan status Yogyakarta menjadi kota pelajar, kota MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition), pegiat event di Yogyakarta tak pernah lelah untuk menyelenggarakan acara yang mampu menstimulasi kegiatan ekonomi, termasuk UMKM dan logistical supports-nya.
tak hanya itu, sektor-sektor prospektif seperti konstruksi dan infokom, hotel perdagangan dan restoran serta industri pengolahan makan minum akan menjadi motor penggerak perekonomian Yogyakarta yang mengarah pada industri pariwisata yang berbasis komunitas.
Dukungan pembangunan Bandara Kulonprogo dan penopang infrastruktur lainnya, seperti jalur jalan lintas selatan (JJLS) dan jaringan kereta api, sarana publik Airport City, pembangunan moda transportasi, Jogja outer ringroad dan lainnya akan mengakselerasi pertumbuhan dan memberi efek kesinambungan pada prospek positif perekonomian DIY.
(erfanto linangkung)