MALIOBORO – Perekonomian DIY triwulan I-2018 terhadap triwulan I-2017 tumbuh 5,36 persen year on year (y-on-y) lebih tinggi dibanding pertumbuhan periode yang sama 2017 sebesar 5,16 persen. Bila dibanding triwulan IV- 2017 perekonomian DIY tumbuh 0,34 persen (q-to-q).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, JB Priyono mengatakan, perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diukur dari nilainProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlakuntriwulan I-2018 mencapai Rp 31,14 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 23,67 triliun.
Beberapa hal telah mendukung pertumbuhan ekonomi DIY secara umum. Priyono menyebutkan, dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan (y-on-y) tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 8,8 0persen, diikuti konstruksi yang tumbuh 7,38 persen, dannpenyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 6,52 persen. Dari sisibPengeluaran, pertumbuhan tertinggi adalah komponen net ekspor ntardaerah yang tumbuh 50,56 persen.
“Diikuti oleh ekspor luar negeri yang tumbuh 16,56 persen, dan impor luar negeri tumbuh 12,01 persen,”ujarnya.
Andil terbesar pertumbuhan ekonomi DIY triwulan I-2018 (y-on-y) diberikan oleh lapangan usaha industri pengolahan yaitu sebesar 0,78 persen, diikuti oleh konstruksi dan informasi dan komunikasi masing-masing sebesar 0,65 persen. Dari sisi pengeluaran, andil pertumbuhan ekonomi DIY triwulan I-2018 (y-on-y) disumbangkan oleh komponen konsumsi rumah tangga, diijuti oleh pembentukan modal tetap bruto, dan konsumsi pemerintah.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) penyumbang terbesar adalah lapangan usaha pertanian yaitu sebesar 4,40 persen. Share pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang dominan tersebut didorong oleh pertumbuhan tanaman pangan yang mencapai 314,80 persen.(fan)