SAHAM  

Seminar Nasional KSPM Universitas Teknologi Yogyakarta, “Impact of Carbon Exchange on Global Capital Market”

Seminar Nasional KSPM Universitas Teknologi Yogyakarta, “Impact of Carbon Exchange on Global Capital Market”
Seminar Nasional KSPM Universitas Teknologi Yogyakarta, “Impact of Carbon Exchange on Global Capital Market”

MALIOBORONEWS.ID, Yogyakarta – Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) menyelenggarakan Seminar Nasional Kelompok Studi Pasar Modal dengan tema “Impact of Carbon Exchange on Global Capital Market” pada Senin (05/02/24). Acara ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi bagi mahasiswa UTY dan mahasiswa di Indonesia tentang bagaimana mengurangi emisi karbon dan efek rumah kaca yang sudah berada dalam ambang batas yang mengkhawatirkan. Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Universitas Teknologi Yogyakarta yang diwakili oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan & Alumni, Dr. Eko Setyo Humanika, M. Hum. Acara ini diikuti lebih dari 100 peserta luring dan 450 peserta daring.

“Seminar Nasional KSPM ini sangat menarik bagi UTY dan mahasiswa karena bursa karbon adalah hal baru yang sangat menarik dipelajari oleh Gen Z, terutama mahasiswa UTY dan mahasiswa di seluruh Indonesia. UTY menginisiasi seminar ini dalam bentuk hybrid daring dan luring,” tutur Eko Setyo Humanika.

Kepala Bursa Efek Indonesia Perwakilan Yogyakarta, Irfan Noor Riza dalam kesempatan ini menyampaikan, “BEI sangat menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Seminar Nasional KSPM di UTY kali ini. Tujuan Bursa Karbon adalah mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca secara signifikan dengan mengenakan batasan pada jumlah emisi yang dihasilkan oleh perusahaan atau negara. Hal ini tentunya menciptakan insentif ekonomi untuk mengurangi emisi.”

Seminar Nasional ini menghadirkan pembicara, antara lain Wahyudi Ali Adam, SE, CFE., Pengawas Direktorat Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan; Puspita Pratiwi, SE, MSM, CFP, CSA, Senior Analyst Pengembangan Carbon Trading dan Inisiatif Baru Bursa Efek Indonesia; dan Yahuda Nawa Yanu Krisna, Branch Manager BRI Danareksa Sekuritas Joglosemar; dengan moderator Dra. Fran Sayekti, MBA, Akt., CA., pembina KSPM Universitas Teknologi Yogyakarta.

Seminar Nasional KSPM Universitas Teknologi Yogyakarta, “Impact of Carbon Exchange on Global Capital Market”
Seminar Nasional KSPM Universitas Teknologi Yogyakarta, “Impact of Carbon Exchange on Global Capital Market”

Wahyudi menyampaikan bahwa bursa karbon diatur dalam POJK No. 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon.

“Sebagaimana kita tahu, POJK No 14 Tahun 2023 telah terbit, dan untuk peraturan turunan pelaksanaannya, itu dibutuhkan Surat Edaran [SE] OJK dan sekarang dalam tahap finalisasi,” ujar Wahyudi.

Wahyudi melanjutkan untuk saat ini yang dapat berpartisipasi dalam perdagangan karbon adalah pelaku usaha yang telah memiliki Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPEGRK) dan Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) yang tercatat dalam Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Puspita Pratiwi menjelaskan bahwa bumi kita sedang tidak baik-baik saja. Banyak riset yang mencoba meneliti apakah bumi kita ini masih layak huni atau tidak. Pada perdagangan karbon perdana, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon sebanyak 459.953 ton Unit Karbon dan terdapat sebanyak 27 kali transaksi.

Penyedia Unit Karbon pada perdagangan perdana kali ini yaitu Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan Unit Karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai pembeli Unit Karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon, yaitu di antaranya PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk​, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas (bagian dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), PT CarbonX Bumi Harmoni, PT MMS Group Indonesia, PT Multi Optimal Riset dan Edukasi, PT Pamapersada Nusantara, PT Pelita Air Service, PT Pertamina Hulu Energi​, PT Pertamina Patra Niaga, PT Truclimate Dekarbonisasi Indonesia, dan PT Udara Untuk Semua (Fairatmos).

“IDXCarbon adalah sebuah milestone penting bagi komitmen dekarbonisasi Indonesia menuju Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat. IDXCarbon berupaya untuk memberikan transparansi, keandalan, dan keamanan dalam memberikan solusi terbaik bagi perdagangan karbon di Indonesia sehingga tercipta perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien. Melalui penyediaan platform yang mengedepankan pengalaman pengguna, diharapkan seluruh pelaku usaha dapat dengan mudah memperoleh manfaat dari perdagangan karbon,” ujar Yahuda Nawa Yanu Krisna, Branch Manager BRI Danareksa Sekuritas Joglosemar.(ah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *