MALIOBORO – MAPAN (dulunya dikenal sebagai PT RUMA), perusahaan bermisi sosial yang fokus pada layanan teknologi keuangan berbasis komunitas, menjadikan bulan Oktober sebagai Bulan Arisan Nasional. Sebuah gerakan yang bertujuan merangkul jutaan keluarga Indonesia agar mengubah kebiasaan pengaturan keuangannya.
“Gerakan ini bertujuan agar keluarga Indonesia bisa mengatur keuangan, menjadi lebih mapan, serta mampu memenuhi kebutuhannya,” tutur CEO Mapan, Aldi Haryopratomo. Menurutnya, tantangan edukasi keuangan bukan sekadar memberi
pengetahuan, namun juga bagaimana mengubah kebiasaan pengaturan keuangan keluarga Indonesia. Oleh karena itu, edukasi keuangan haruslah relevan terhadap kebutuhan audiensnya. Arisan, yang selama ini dipandang sebelah mata, sebenarnya adalah sebuah support group yang kuat dan mampu mendorong perubahan bagi anggotanya, termasuk
perubahan ke arah kemapanan.
Arisan MAPAN merupakan bentuk gerakan edukasi pengaturan keuangan keluarga yang fokus pada peningkatan kemapanan anggotanya. Dengan bergabung bersama Arisan MAPAN, anggota dapat mengakses berbagai barang kebutuhan berkualitas yang selama ini sulit mereka jangkau karena harga yang terlalu tinggi.
“Selama ini, banyak keluarga Indonesia yang membeli barang melalui jasa keuangan tidak resmi seperti rentenir, dengan harga angsuran yang sangat tinggi dan kualitas barang sangat rendah. Arisan MAPAN menjawab permasalahan ini dengan menyediakan barang kebutuhan berkualitas tinggi dan dapat dibeli dengan sistem pengaturan keuangan menyisihkan uang ala arisan, tanpa bunga,” jelas Aldi.
Selayaknya metode arisan, setiap anggota Arisan MAPAN menyisihkan uang setiap periode tertentu. Kemudian, akan dilakukan pengocokan nama anggota untuk bisa menentukan pemenang arisan. Bila menang, anggota akan mendapatkan kebutuhan sesuai rencana. Yang unik, kelompok-kelompok ini juga memiliki peranan sosial. Kontrol sosial antar anggota di Arisan MAPAN sangat kuat sehingga mendorong kedisiplinan perencanaan keuangan. Mereka akan saling
mengingatkan bila ada yang tampak bermasalah dengan perencanaan keuangan. Arisan MAPAN juga memiliki Gugus MAPAN yang berperan mengembangkan program pengaturan keuangan keluarga berbasis komunitas.
Anggota Dewan Komisioner OJK Tahun 2012-2017 yang juga pemerhati edukasi keuangan Kusumaningtuti S Soetiono, mengemukakan bahwa literasi dan inklusi keuangan sudah menjadi prioritas pemerintah Indonesia melalui Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI). Salah satu fokus utama pada peningkatan literasi keuangan adalah masyarakat bisa lebih baik dalam merencanakan keuangan keluarga.
“Menurut survey yang diadakan oleh OJK, literasi keuangan di Indonesia meningkat menjadi 29,66% pada 2016 dibandingkan pada 2013 (21,84%). Langkah untuk meningkatkan literasi masih panjang, dalam mewujudkannya pemerintah butuh dukungan masyarakat dan lembaga lainnya untuk mencapai tujuan akhir dengan pendekatan yang sesuai,” lanjutnya.(erfanto linangkung)