Yogyakarta Surga Kuliner Indonesia (Bagian 2)

bakmi-mbah-mo-yogyakarta

4) Bakso Ironayan

Ada bakso di balik masjid. Begitulah kiranya banyak orang memberi petunjuk arah menuju warung bakso ini. Kalau masih banyak orang makan bakso di serambi masjid, Anda datang di saat yang tepat. Kalau serambi masjid sudah sepi, besar kemungkinan Anda sudah tidak kebagian bakso di hari itu.

Bakso Ironayan buka di samping masjid. Tapi karena pembelinya banyak, area makanpun kerap melebar ke serambi masjid. Ini bukan bakso inovasi dengan isian kekinian. Empat butir bakso sapi, potongan tahu, potongan bakso goreng, mie kuning, potongan sawi hijau, dan kuah hangat; hanya itu yang Anda dapat. Tampilan tidak berbeda dari yang biasa, tapi rasa memang juara. Kalau tidak, bagaimana bisa ratusan porsi ludes sebelum isya’?

Pendiri: Pak Jam
Berjualan sejak: 1985
Alamat: Selatan Masjid Ironayan, Dusun Ironayan, Ngipik, Baturetno, Banguntapan, Bantul
Jam buka: 11:00 – habis (umumnya sebelum maghrib); Jumat libur

5) Ayam Goreng Jawa Mbah Cemplung

“Berapa harganya?”
“Berbeda-beda, tergantung besar ayamnya.”

Bila Anda memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Desa Gerabah Kasongan di pagi hari, sesaat sebelum Ayam Goreng Mbah Cemplung buka, Anda akan melihat orang-orang akan datang ke rumah makan sambil membawa ayam kampung. Ayam di sini memang dipasok langsung oleh warga ke rumah makan dengan beragam ukuran, antara 1,2 kg hingga 3,5 kg per ekor. Terlalu kecil akan kurang gurih, terlalu besar akan alot (liat) dagingnya. Karena harga beli per ekornya berbeda, maka harga jualnya pun berbeda juga. Hanya ayam kampung yang tak dikandang, atau free-range chicken istilah kerennya, jadi satu-satunya jenis ayam yang nantinya diolah ala simbah.

Cemplung, istilah orang Jawa, artinya dicelupkan dalam cairan.

Cemplung (pertama). Ayam di-ungkep selama empat jam, lalu ditiriskan semalaman.

Cemplung (kedua). Ayam di-ungkep lagi besok paginya.

Cemplung (ketiga). Ayam pun ditenggelamkan dalam minyak panas untuk sesaat. Ayam pun matang sempurna namun tetap dapat menjaga kelembabannya.

Cemplung, sebenarnya adalah nama desa asal almarhumah Mbah Rejo Sida (nama lain: Rejoinangun), sang juru masak. Mbah Cemplung, orang-orang memanggilnya. Pak Sadiyo yang melihat Mbah Cemplung yang hidupnya kesusahan akhirnya membantu modal untuk berdagang. Awalnya menu hanya bubur, wedang uwuh, dan intip (kerak nasi), namun tidak laku. Ayam goreng pun dicoba dan ternyata rezeki ada disana. Sepeninggal simbah, resep pun digubah Mbak Kanti, putri Pak Sadiyo, supaya sempurna.

Ayam goreng jawa, sayur lalap dengan daun kenikir, nasi dan dua macam sambal. Boleh juga tambah tempe, terong, atau petai goreng jika masih kurang. Empat puluh ekor ayam setiap hari disediakan, hingga 100 ekor ayam bila musim liburan datang; tapi umumnya tetap habis sebelum jam 2 siang. Kalaupun sudah kehabisan, bolehlah tetap duduk untuk wedangan. Es tape ketan hijau atau wedang uwuh boleh jadi pilihan. Tidak usah khawatir soal tagihan, karena harga yang adil sudah jadi jaminan.

Hanya 25 menit berkendara dari kantor OJK Yogyakarta

Pendiri: Pak Sadiyo & (alm.) Mbah Rejo Sida
Berjualan sejak: 1973
Alamat: Sendang Semanggi, Sembungan, Kasongan, Bangunjiwo, Bantul
Jam buka: 08:00 – 14:00

Kontak: 08562882741 / 085643463660

6) Rumah Makan Ingkung Mbah Cempluk

Dahulu untuk sesaji, lalu dipakai untuk berbagi, kini jadi kuliner yang dicari-cari. Ayam ingkung telah berubah fungsi seiring zaman. Terakhir disajikan dalam bentuk besek bancakan (paket hantaran acara syukuran di masyarakat Yogyakarta), kini ditemui dalam format rumah makan.

Adalah Supriadi dan Ratmiati, pasangan pengusaha camilan ikan wader dan udang goreng inilah yang berani mengubah persepsi. Berbekal inspirasi hasil perjalanan berdagang wader ke luar negeri, mereka mantap berjualan menu tradisi. Nama Mbah Cempluk disepakati, mengambil nama kecil dari ibunda Pak Supriadi.

Ayam ingkung dalam sesaji sejatinya menggambarkan pengabdian diri yang paripurna, maka ayam pun disajikan utuh; bukan dalam format potongan. Bumbu-bumbu dimasukkan dalam rongga ayam, lalu ditenggelamkan dalam santan. Ayam gurih yang dimasak santan adalah rasa yang original, tapi karena rasa belum tentu berkenan, maka yang digoreng dan dipanggang pun disediakan sebagai pilihan. Nasi gurih, kedelai goreng, kerupuk udang, lalap dan sambal jadi paduan. Bolehlah tambah oseng daun pepaya, sayur terancam, atau gudeg manggar (bunga kelapa) untuk tambahan. Kalau pun datang sendiri, kini sudah ada menu paket untuk porsi pribadi.

Jangan lupa pesan olahan wader dan udang disini -bisa krispi, masak cabai hijau, atau masak sambal petai-, karena inilah sang pembuka jalan menuju inspirasi, yang membuat rumah makan ingkung akhirnya menjadi trendi. Kini sudah lima cabang di satu provinsi, tentu tidak mungkin terjadi bila ide tidak dieksekusi. Dari OJK Yogyakarta, cabang terdekat hanya 25 menit dengan kendaraan pribadi.

Pendiri: Bapak Supriadi & Ibu Ratmiati
Berjualan sejak: Juni 2013
Alamat pusat: Dusun Santan RT.01, Guwosari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Jam buka: 09:00 – 21:00

Kontak: 087839425062 / 087839590990 / BB 28A5A782 / owner.mbahcempluk@gmail.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *