Indeks

FK-IJK DIY dan Perguruan Tinggi di Yogyakarta Teken MoU, Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Kalangan Mahasiswa

Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta.
Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta.

MALIOBORONEWS.ID, Yogyakarta – Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menegaskan komitmennya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan sejumlah perguruan tinggi di Yogyakarta. Kerja sama ini melibatkan Universitas PGRI Yogyakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan, FEB Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan FEB Universitas Kristen Duta Wacana, Rabu (30/10/24). Program-program yang digagas dalam kolaborasi ini mencakup kesempatan magang, pendirian pusat literasi keuangan, dan inkubator bisnis bagi UMKM yang berada di bawah binaan kampus.

Kolaborasi Akademik dan Industri untuk Generasi Siap Kerja

Acara yang berlangsung di Ballroom OJK DIY dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, dan praktisi industri jasa keuangan. Dalam sambutannya, Ketua FK-IJK DIY yang juga Direktur Utama PT Bank BPD DIY, Santoso Rohmad, mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mendalami sektor keuangan secara langsung.

“Kolaborasi ini merupakan tonggak penting dalam membangun sinergi antara dunia akademik dan industri keuangan. Kami berharap mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memahami praktik langsung di lapangan,” ujar Santoso penuh semangat.

Menurut Santoso, program magang yang ditawarkan melalui MoU ini dirancang agar mahasiswa dapat terlibat aktif dalam lingkungan kerja industri keuangan. Selain itu, dengan adanya pusat literasi keuangan, mahasiswa diharapkan memiliki akses ke materi edukasi dan pelatihan keuangan yang komprehensif, yang akan membekali mereka dengan keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja. Ia juga menyampaikan pentingnya dukungan FK-IJK DIY terhadap pengembangan UMKM di Yogyakarta, sebagai bagian dari upaya memperkuat sektor ekonomi lokal.

Dukungan OJK DIY: SDM yang Adaptif dan Inklusif

Kepala OJK DIY, Eko Yunianto, turut menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif kolaboratif ini. Menurut Eko, sinergi antara lembaga pendidikan dan sektor keuangan sangat penting untuk mencetak sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif di tengah dinamika ekonomi global.

“Program ini tidak hanya membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis tetapi juga meningkatkan literasi keuangan masyarakat, serta mendorong UMKM di DIY agar lebih berdaya saing,” jelas Eko.

Eko juga menekankan bahwa MoU ini menjadi model yang diharapkan dapat dicontoh oleh daerah lain di Indonesia. “Kami berharap sinergi ini mampu menciptakan generasi yang unggul dan siap berkontribusi dalam meningkatkan akses keuangan yang inklusif bagi seluruh masyarakat,” tambahnya.

Talkshow: Dari Investasi Cerdas hingga Pengelolaan Keuangan UMKM

Selain penandatanganan MoU, acara ini juga diisi dengan talkshow bertema Smart Investments, Effective Financial Management, and SME Growth. Beberapa narasumber yang dihadirkan di antaranya adalah Eko Yunianto selaku Kepala OJK DIY, Wulfram Margono yang merupakan Ketua DPD Perbarindo DIY, Yahuda Nawa Yanukrisna dari BRI Danareksa Sekuritas Yogyakarta, serta Tri Widyawati dari Sarana Yogya Ventura. Talkshow ini memberikan wawasan tentang pentingnya investasi cerdas, manajemen keuangan yang efektif, serta strategi pengembangan UMKM agar mampu bertumbuh dan bersaing di pasar global.

Dalam talkshow ini, Eko Yunianto memaparkan pentingnya kolaborasi antara industri keuangan dan akademisi dalam membangun pemahaman yang lebih baik tentang investasi dan manajemen keuangan bagi mahasiswa. Sementara itu, Wulfram Margono menyampaikan kiat-kiat pengelolaan keuangan yang bijak, Yahuda Nawa menyoroti tren investasi yang sedang berkembang, dan Tri Widyawati membahas peran UMKM dalam perekonomian nasional serta strategi untuk mengembangkan bisnis agar bisa naik kelas.

Program Magang dan Inkubator Bisnis UMKM

Salah satu program unggulan dari MoU ini adalah kesempatan magang bagi mahasiswa dari universitas yang terlibat dalam kerja sama. FK-IJK DIY membuka pintu bagi para mahasiswa untuk terjun langsung ke lingkungan kerja di berbagai sektor industri jasa keuangan, termasuk perbankan, pasar modal, dan perusahaan pembiayaan. Melalui pengalaman ini, mahasiswa diharapkan mendapatkan gambaran nyata mengenai sektor yang akan mereka masuki setelah lulus nanti.

Di samping program magang, FK-IJK DIY juga menggagas pendirian inkubator bisnis bagi UMKM yang dibina oleh universitas. Program ini bertujuan untuk memberikan pendampingan, pelatihan, hingga fasilitasi pendanaan bagi UMKM yang selama ini terkendala akses ke lembaga keuangan formal.

“Program inkubator UMKM ini merupakan upaya untuk membantu UMKM agar dapat berkembang lebih cepat dan bersaing di pasar yang lebih luas,” tutur Santoso.

Harapan Masa Depan: Model Kolaborasi yang Menginspirasi

Kepala OJK DIY, Eko Yunianto, menyampaikan harapannya agar kolaborasi antara FK-IJK DIY dan perguruan tinggi ini dapat diperluas dan dijadikan model di daerah lain.

“Kami berharap Yogyakarta dapat menjadi role model dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan, serta kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri yang lebih kuat. Dengan begitu, wilayah ini dapat mencetak lulusan-lulusan yang unggul dan siap menghadapi tantangan di sektor keuangan secara global,” ujar Eko penuh optimisme.

Dengan berbagai program inovatif ini, FK-IJK DIY berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan SDM berkualitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui literasi keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.(aha)

Penulis: Afnan HarifiEditor: Afnan Harifi
Exit mobile version