MALIOBORONEWS, Yogyakarta – Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Daerah Istimewa Yogyakarta hari Sabtu (28/10) menandatangani perjanjian kerja sama dengan 4 Perguruan Tinggi di DIY. Keempat Perguruan Tinggi tersebut adalah Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) YKPN Yogyakarta. Acara penandatangan kerja sama ini dilakukan di Ballroom Kantor Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta, Jl. Jend. Sudirman No. 20 Yogyakarta.
Acara dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Dr. Friderica Widyasari Dewi, SE, MBA; Kepala OJK DIY, Parjiman; Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Ibrahim; Dekan Sekolah Vokasi UGM, Dr. Ing. Ir. Agus Maryono; Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga, Dr. Afdawaiza, S.Ag., M.Ag: Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta, Dr. Drs. Sujatmika, M.Si; dan Ketua STIM YKPN, Dr. Suparmono, M.Si dan 200 mahasiwa dari keempat perguruan tinggi.
Ketua Umum FKIJK DIY, Santoso Rohmad menuturkan bahwa penandatangan kerja sama ini merupakan satu rangkaian dengan Bulan Inklusi Keuangan 2023. Kegiatan ini diadakan dalam rangka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal lebih jauh mengenai industri keuangan.
Selain itu juga sebagai alat pembelajaran untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi generasi yang jauh lebih baik dari generasi sebelumnya.
FKIJK DIY juga telah melakukan kerja sama dengan sekolah-sekolah terutama SMK. kegiatan pembinaan kepada siswa SMK untuk mengenal lebih jauh industri keuangan. Lebih jauh FKIJK DIY menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan DIY untuk mempersiapkan siswa SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi untuk dipersiapkan menjadi entrepreuner.
“Kami berharap industri jasa keuangan di DIY senantiasa bergandengan tangan untuk melakukan pembelajaran kepada mahasiswa agar mereka mampu menentukan pilihan produk dan jasa keuangan sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Agar mereka tidak terjebak pada layanan keuangan ilegal,” tutur Santoso Rochmad.
“Melek digital, melek inklusi, akhirnya menjadi generasi yang mampu menjawab tantangan zaman,” lanjutnya.
Dr. Friderica Widyasari Dewi, SE, MBA menyatakan bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi ini sangat baik untuk bisa dilaksanakan di daerah-daerah lain. Kegiatan ini menunjukkan sinergi dan kolaborasi yang sangat baik antara industri jasa keuangan dengan perguruan tinggi.
“Sering kedua pihak ini kurang kerja sama. Banyak yang jalan sendiri,” tutur perempuan yang akrab disapa Kiki ini. (ah)
