Indeks

Merapi Muntahkan Lava Pijar 18 Kali

Lava merapi

MALIOBORO.NEWS – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus berlangsung. Magma terus mendesak ke luar dari dalam kawah. Bahkan, intensitas guguran lava pijar dari atas puncak Merapi juga semakin sering terjadi. Sepanjang Sabtu (12/1/2019) intensitas guguran lava pijar lebih banyak dibanding hari sebelumnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat 18 kali guguran lava pijar sepanjang Sabtu dinihari mulai pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. Guguran lava pijar di puncak gunung yang terletak pada perbatasan antara Kabupaten Sleman DIY,  Klaten, Magelang dan Boyolali ini memang masih tergolong kecil.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menyatakan, 18 kali guguran lava pijar tersebut terjadi masing-masing 9 kali ke arah tenggara, 7 kali ke arah timur dan 2 kali ke arah timur laut. Jarak luncur pada guguran lava pijar kali ini juga terlihat semakin jauh dibanding dengan hari sebelumnya.

“Jarak luncurnya sekarang mulai 50 meter hingga 1.700 meter. Sedikit lebih jauh,”ungkap Hanik, Sabtu (12/1/2019).

Selain guguran lava pijar, BPPTKG juga mencatat terjadi 11 kali gempa guguran dengan amplitudo sebesar 2-65 mm dan durasinya 11,6 – 122 detik. Aktivitas kegempaan hembusan terjadi sebanyak 2 kali dengan amplitudo 2-5,5 meter dan durasi 11,68-19,8 detik. Dan gempa tektonik jauh tercatat sebanyak 1 kali dengan amplitudo 3 mm dan durasi 136 detik.

Hanik menyatakan meski guguran lava pijar terus terjadi dan intensitasnya semakin sering namun hal tersebut masih wajar. Guguran lava pijar tersebut terjadi karena pembentukan kubah lava masih berlangsung karena desakan magma yang ke luar dari dalam perut kawah.

“Merapi memang masih terus beraktivitas. Sehingga pembentukan kubah lava terus terjadi,”tambahnya.

Kendati guguran lava pijar terus terjadi, ia menghimbau agar masyarakat ttenang namun tetap meningkatkan kewaspadaannya. Masyarakat juga harus menaati himbauan dari BPPTKG dan menghindari area 3 kilometer dari atas puncak Merapi karena kawasan tersebut harus steril dari aktivitas penduduk. (erf)

Exit mobile version