Indeks

Milenial Harus Hati-hati Bertransaksi Digital

Hati-hati Bertransaksi Digital

MALIOBORO.NEWS, Yogyakarta – Otoritas Jasa Keuangan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Sosialisasi Edukasi dan Literasi Keuangan kepada mahasiswa di DIY – Jateng dengan tema “Perlindungan Konsumen untuk Milenial di Era Digital” di Hotel Grand Dafam Rohan Yogyakarta, Rabu (10/4). Acara ini diikuti 120 mahasiswa dari berbagai jurusan dan perguruan tinggi di DIY – Jateng. Peserta sendiri diseleksi ketat dengan berbagai kriteria karena pendaftar acara ini mencapai 330 pendaftar.

Kepala Bagian Pengawasan IKNB, Pasar Modal dan EPK Kantor OJK DIY, Noor Hafid mewakili Kepala OJK Daerah Istimewa Yogyakarta membuka kegiatan sosialisasi ini. Noor Hafid menyampaikan perkembangan Sektor Jasa Keuangan (SJK) di Indonesia yang tumbuh dengan pesat. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ada namun di sisi lain, masyarakat belum sepenuhnya memahami manfaat dari layanan jasa keuangan tersebut.

Noor Hafids menyampaikan bahwa di dunia digital sekarang ini para milenial harus hati-hati betul menggunakan layanan digital. Banyak rambu-rambu, seperti approval yang diminta akses pada gadget yang dimiliki.

“Jangan asal yas-yes, tanpa membaca. Bisa-bisa semua yang ada di gadget kita diambil datanya oleh provider atas persetujuan kita sendiri,” ungkap Noor Hafid

Noor Hafid tidak memungkiri bahwa generasi milenial cenderung ingin serba cepat, sehingga rambu-rambu itu tidak terbaca. Ketika ada masalah baru kemudian kebingungan. Meskipun diatur oleh OJK apabila ada perselisihan terkait dengan industri jasa keuangan, akan tetapi jika itu salah konsumen OJK tidak bisa berbuat apa-apa.

OJK terus mendorong upaya perluasan akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan. Saat ini kegiatan literasi keuangan dititikberatkan kepada kelompok tertentu, salah satunya pelajar, mahasiswa, dan pemuda. Hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan tahun 2016 menunjukkan dari 67,8% masyarakat yang telah menggunakan produk dan layanan keuangan, hanya 29,7% masyarakat yang well literate. Hal ini menunjukkan banyak masyarakat yang telah menggunakan produk keuangan tanpa dibekali pemahaman keuangan yang memadai.

Indeks literasi keuangan DIY pun juga relatif masih rendah namun berada di atas rata-rata nasional, yaitu 38,5% dengan tingkat inklusi keuangan sebesar 76,7%. OJK berharap kegiatan ini mampu memberikan peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap industri jasa keuangan di era digital.

Seminar ini menghadirkan para pembicara, antara lain Kasubag EPK OJK DIY, Asteria Diantika; Direktur Utama PT Pasar Dana Pinjaman (FinTech Danamas), Dani Lihardja; Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM Dr. Novi Kurnia, M.Si, MA; serta CEO Batik Kertabumi sekaligus Facebook Ambassador Asia Pasifik, Rifki Ali Hamidi. (ah)

Exit mobile version