Indeks

OJK Nyatakan Stabilitas Sektor Jasa keuangan Terjaga

0 persen

MALIOBORO – Melalui rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperoleh kesimpulan stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia dalam kondisinya terjaga.

Perekonomian global yang mulai pulih dan semakin solid membuat sektor jasa keuangan termasuk kondisi likuiditas di industri jasa keuangan Indonesia dalam keadaan bagus.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik OJK, Anto Prabowo mengatakan, pernyataan IMF dalam World Economic Outlook April 2018 ini yang isinya mengonfirmasi akselerasi perekonomian global tahun 2018 menjadi 3,9%. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding dengan proyeksi akselerasi perekonomian Oktober 2017 lalu yang hanya sebesar 3,7%.

Terlebih pernyataan The Fed yang mengatakan jika perekonomian AS sedang mengalami penguatan. Bahkan proyeksi ekonomi Amerika Serikat diperkirakan lebih tinggi dbanding dengan proyeksi sebelumnya yaitu dari 2,5% menjadi 2,7 %. Kondisi positif ini tentu disambut positif oleh kalangan pebisnis di tanah air.

“Pertumbuhan ekonomi di dunia ini lebih ditopang oleh perbaikan ekonomi di negara-negara maju yang dipicu oleh peningkatan investasi,”tuturnya.

Tak hanya itu, kinerja ekonomi negara pengekspor komoditas termasuk Indonesia diperkirakan naik. Karena dengan proyeksi IMF, The Fed juga mengkonfirmasi penguatan perekonomian AS. Pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan tumbuh 2,7% di 2018, meningkat dibanding proyeksi sebelumnya sebesar 2,5%.

Kinerja intermediasi sektor jasa keuangan pada Maret 2018 masih pada level moderat. Kredit perbankan tumbuh meningkat menjadi 8,54% yoy.

Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan tercatat sebesar 6,08% yoy. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan pertumbuhan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan juga meningkat.

“Indikator sektor rill seperti inflasi inti, penjualan semen, penjualan motor, penjualan eceran, harga properti serta neraca perdagangan saat ini membaik secara moderat,”tambahnya.(erl)

Exit mobile version