Indeks
WISATA  

Peringati Hari Kopi dan Batik, Malioboro Coffee Night Digelar

MALIOBORO – Untuk memeriahkan International Coffee Day yang jatuh pada 1 Oktober dan Memeriahkan Hari Batik Nasional pada 02 Oktober serta menyambut Hari jadi Kota Jogja yang ke-261 Komunitas Pencinta Kopi Nusantara Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta mempersembahkan ‘Malioboro Coffee Night’ yang kedua kalinya dengan tema ‘Merajut Kopi Nusantara’ yang akan diselenggarakan sepanjang malam, Selasa, 02 Oktober 2018 di Kawasan Wisata Malioboro pukul 22.00 WIB – 06.00 WIB.

Ketua Panitia ‘Malioboro Coffee Night’ Anggi Dita mengatakan, untuk kali ini akan melibatkan 100 perwakilan penggiat kopi yang siap menyediakan 26.200 cup kopi ‘Gratis’ dari beberapa daerah di Indonesia, yakni Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera sampai Papua. Peserta tidak hanya terdiri dari warung kopi tetapi juga petani kopi hingga industri ikutan kopi.

“Karakter utama yang dipilih dalam ‘Malioboro Coffee Night’yang kedua kali ini adalah ‘Kopi Tubruk Nusantara dan Budaya Kopi Tarik’,”ujarnya.

Ia melanjutkan, yang unik dari acara ini, dengan bertemakan ‘Merajut Kopi Nusantara’ Malioboro Coffee Night di Kloning di 6 daerah lainnya yaitu Banyuwangi, Malang, Jakarta, Bandung, Temanggung, dan Lampung dengan waktu yang bersamaan dengan harapan besar agar menjadikan kopi indonesia menjadi lebih dikenal dan dijaga serta cintai oleh masyarakatnya sendiri.

Acara Malioboro Coffee Night sendiri direncanakan akan menjadi event tahunan bersamaan dengan festival kopi yang sebelumnya digelar, Prawiro Coffee Festival, 16 Agustus 2018. Para pegiat kopi berharap ke depan Kota Yogyakarta akan bisa memposisikan diri sebagai ‘Jogja Kota Wisata Kopi’ di mana di kota ini orang bisa mendapatkan berbagai hal tentang kopi.

Menurutnya, Kota Yogyakarta memiliki keunikan karena sekalipun tidak memiliki lahan kopi sendiri, namun di kota ini ada berbagai jenis kopi dari segala penjuru Nusantara yang beredar, Kopi-kopi itu bukan hanya dijajakan di warung kopi saja tetapi juga dijual di berbagai tempat dalam bentuk bubuk maupun green bean.

“Seperti yang diminta Walikota Yogyakarta H Haryadi Suyuti, Malioboro Coffee Night akan dikemas seperti event Prawiro Coffee Festival, dimana di dalamnya panitia juga melibatkan para seniman Yogyakarta sebagai pengisi acara,”tambahnya.

Pentas musik jalanan, cartoon art, dan seni patung mewarnai event sepanjang malam itu. Malioboro Coffee Night juga menggelar donasi untuk korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Seluruh donasi malam itu akan disalurkan melalui Kitabisa.com. (erf)

Exit mobile version