MALIOBORONEWS.ID, Yogyakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan kinerja industri jasa keuangan yang stabil dan tumbuh positif hingga Oktober 2024. Dalam acara media gathering yang digelar di Rumah Makan Lalawuh Sunda Yogyakarta, Selasa (17/12/24), Kepala OJK DIY, Eko Yunianto, menjelaskan berbagai pencapaian di sektor perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB), pasar modal, dan asuransi, serta upaya edukasi keuangan untuk mendukung inklusi finansial masyarakat DIY.
Pertumbuhan Aset dan Kredit Perbankan Aset perbankan di DIY tumbuh sebesar 6,11% secara tahunan (yoy) menjadi Rp111,51 triliun, meningkat dibandingkan September yang tumbuh 5,98%. Kredit perbankan mencapai Rp62,77 triliun dengan pertumbuhan 9,00%. Tiga sektor ekonomi dengan pertumbuhan kredit tertinggi adalah sektor listrik, gas, dan air yang melonjak 134,88%, sektor konstruksi dengan pertumbuhan 35,60%, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 35,43%.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami perlambatan, tumbuh 4,74% yoy menjadi Rp91,92 triliun dibandingkan September yang mencapai 5,50%. Rasio Non-Performing Loan (NPL) perbankan turun tipis menjadi 4,24%, mencerminkan pengelolaan risiko kredit yang semakin membaik. Kredit untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mencapai Rp28,74 triliun dengan pangsa pasar 45,80%, meski mengalami penurunan dibandingkan September yang mencapai 46,03%. Namun, capaian ini tetap melampaui target nasional sebesar 30%. Rasio NPL kredit UMKM turut membaik dari 6,30% menjadi 6,24%.
Kinerja Industri Keuangan Non-Bank (IKNB)
Di sektor IKNB, perusahaan pembiayaan mencatat pertumbuhan positif dengan penyaluran pembiayaan sebesar 16,77% pada September 2024, meskipun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Rasio Non-Performing Financing (NPF) menunjukkan perbaikan dari 2,43% pada Juni menjadi 2,36%.
Fintech peer-to-peer (P2P) lending mencatat pertumbuhan signifikan. Outstanding pinjaman pada September 2024 mencapai Rp1,13 triliun, tumbuh 41,56% secara tahunan. Tingkat wanprestasi pinjaman 90 hari (TWP 90) juga membaik menjadi 2,82% dari 3,01% di bulan Juni, mencerminkan pengelolaan risiko yang lebih efektif.
Pasar Modal dan Asuransi
Pasar modal DIY mengalami peningkatan jumlah investor. Single Investor Identification (SID) saham tumbuh 17,93% yoy menjadi 121.028. Jumlah SID reksa dana mencapai 233.853, tumbuh 12,12%, sedangkan SID Surat Berharga Negara (SBN) naik 21,39% menjadi 19.872. Partisipasi masyarakat dalam pasar modal, yang didominasi investor ritel, mencerminkan meningkatnya literasi keuangan di DIY.
Di sektor asuransi, premi asuransi jiwa tumbuh signifikan sebesar 126,21% pada Triwulan III 2024, sementara premi asuransi umum tumbuh 11,91%. Pertumbuhan ini dipicu oleh penggabungan data premi asuransi konvensional dan syariah yang mencerminkan perkembangan positif di sektor ini.
Perlindungan Konsumen dan Edukasi Keuangan
Dalam upaya melindungi konsumen, OJK DIY menerima 444 pengaduan konsumen sepanjang Januari-November 2024, mayoritas berasal dari sektor perbankan dan IKNB. Selain itu, terdapat 212 pengaduan terkait investasi ilegal dan pinjaman online ilegal. Di sisi literasi, OJK DIY telah menyelenggarakan 131 kegiatan edukasi keuangan dengan total peserta mencapai 13.642 orang. Kegiatan ini dilakukan melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan pelaku usaha jasa keuangan.
OJK DIY juga mengoptimalkan program strategis seperti Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), Kredit Melawan Rentenir (K/PMR), dan Ekosistem Keuangan Inklusif untuk meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat pedesaan dan pelajar.
Fokus Digital dan Syariah
Eko Yunianto menutup dengan optimisme bahwa tahun 2025 akan menjadi momentum untuk memperluas inklusi keuangan, terutama di bidang digital dan syariah. “Kami akan terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan pertumbuhan sektor keuangan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan mampu menjawab tantangan zaman,” ujarnya.(aha)