kontribusi total sektor pariwisata di DIY mampu meningkatkan kontribusi sektor-sektor yang lain hingga mencapai 55% dari total PDRB atau mencapai Rp36,355 Triliun, dan berimplikasi secara langsung terhadap sektor hotel dan restoran sebesar 10,3% atau mencapai Rp6.8 Triliun.
Oleh karena itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto menyebutkan optimalisasi pengembangan sektor potensial seperti sektor jasa pariwisata dapat menjadi quick wins untuk mengeskalasi pertumbuhan ekonomi serta menekan defisit neraca transaksi berjalan (Current Account Deficit) di Indonesia.
“Hal ini seiring dengan multiplier effect dari sektor pariwisata yang memiliki kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap sektor lainnya, seperti hotel dan restoran, perdagangan, transportasi, informasi dan komunikasi, industri pengolahan serta konstruksi,”tuturnya.
Menurut Budi, perlu pengembangan sektor pariwisata didukung oleh proyeksi UNWTO yang memprediksi tingginya volume kunjungan hingga 700 juta wisatawan mancanegara ke negara-negara Asia Pasifik pada 2030. Untuk itu, Pemerintah berupaya menangkap peluang melalui pencanangan visi pariwisata pada 2020 yang menargetkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara dengan masukan devisa sebanyak Rp275 Triliun.
Budi menandaskan besarnya potensi pariwisata di Indonesia perlu diimbangi dengan kegiatan promosi dan pengelolaan yang maksimal. Pengembangan diarahkan melalui beberapa policy issues antara lain pengelolaan manajemen pariwisata nasional yang berkelanjutan, khususnya destinasi wisata prioritas yaitu Borobudur.
Selain itu percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata yang meliputi 3 A yaitu pengembangan Aksesibilitas peningkatan Amenitas pariwisata, promosi dan pemasaran intensif serta menciptakan Atraksi dan event berdaya saing tinggi, pengembangan potensi industri kreatif berstandar Internasional meliputi industri makan minum, tekstil dan souvenir untuk mendorong spending wisatawan di daerah, serta, penguatan strategi promosi pariwisata berbasis komunitas dan budaya lokal melalui digital destination dan nomadic tourism.
“Guna mendukung pengembangan sektor pariwisata yang optimal, Bank Indonesia turut berperan dalam mengembangkan potensi pariwisata daerah serta memperkuat sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk mengatasi bottleneck permasalahan dalam penguatan sektor pariwisata maupun sektor pendukungnya,”ujarnya.(fan)