Malioboronews.id, Yogyakarta – Minggu pagi (25/5) menjadi saksi semangat muda yang membara di Lapangan Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Lebih dari 2.000 pelari, didominasi oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan profesional muda dari generasi Z, tumpah ruah mengikuti BPR Run 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian utama dari perayaan Hari BPR–BPRS Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Perbarindo, sebagai bentuk refleksi dan perwujudan peran BPR–BPRS dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua DPP Perbarindo, Tedy Alamsyah, yang melepas para pelari dari garis start di bawah gate utama. Dalam sambutannya, Tedy menyampaikan bahwa BPR–BPRS tidak boleh terjebak dalam paradigma lama. Lembaga keuangan mikro ini harus terus bertransformasi agar mampu menyentuh dan menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas, khususnya generasi muda.
“Kami ingin membuktikan bahwa BPR–BPRS adalah bagian dari ekosistem masa depan. Melalui kegiatan seperti BPR Run ini, kami ingin menunjukkan bahwa ekonomi kerakyatan bisa berpadu dengan gaya hidup sehat, solidaritas sosial, dan kreativitas generasi muda,” ujar Tedy di hadapan peserta.
Semangat tersebut begitu terasa. Para pelari memulai rute sejauh 5 km dengan penuh antusiasme, menyusuri kawasan UGM yang sejak pagi telah dipadati oleh pengunjung. Banyak di antara peserta yang merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta dan sekitarnya, yang datang tidak hanya untuk berlari, tapi juga untuk merasakan atmosfer kolaboratif lintas sektor yang ditawarkan oleh acara ini.
Donor Darah dan Gunungan: Aksi Nyata dan Simbol Syukur
Tak hanya soal kebugaran dan kompetisi, BPR Run 2025 juga menjadi ajang solidaritas. Di area yang sama, tenda donor darah berdiri megah, dipadati oleh ratusan peserta dan pengunjung yang ingin menyumbangkan darahnya. Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama antara panitia dan PMI, dan berlangsung hingga siang hari. Para relawan medis terlihat sigap dan ramah, menjadikan pengalaman donor terasa nyaman dan aman.
Sementara itu, nuansa budaya mengiringi prosesi kirab gunungan makanan, yang menjadi magnet utama di tengah lapangan. Gunungan ini merupakan simbol syukur dan harapan atas berkah yang diperoleh keluarga besar BPR–BPRS di seluruh Indonesia.
Dengan iringan gamelan dan pasukan adat bergaya prajurit Jawa, gunungan dibawa mengelilingi lapangan sebelum diletakkan di tengah arena utama. Momen ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan BPR–BPRS tak lepas dari akar budaya dan nilai-nilai gotong royong bangsa Indonesia.
Ruang Ekspresi Anak Muda: Fotografi, Musik, dan Hadiah Spektakuler
Salah satu daya tarik acara ini adalah kehadiran BPR–BPRS Photography dan Music Competition 2025, dua lomba yang dirancang khusus untuk pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Para finalis lomba foto memamerkan karya-karya yang menggambarkan peran BPR–BPRS dalam mendorong pemberdayaan UMKM dan komunitas lokal.
Di sisi lain, grup musik muda unjuk kemampuan mengaransemen ulang jingle resmi BPR–BPRS dengan gaya yang khas dan segar.
Penampilan para peserta dinilai oleh juri profesional seperti L. Agus Wahyudi (pencipta jingle BPR–BPRS), Carlo Liberato (drummer Jikustik), dan M. Jibri (dosen seni musik UGM). Kreativitas, kekompakan, dan kekayaan budaya lokal menjadi unsur penilaian utama.
Sebagai penutup acara, penampilan dari Ndarboy Genk sukses mengajak seluruh peserta bernyanyi dan menari bersama. Sorakan dan tawa memenuhi udara pagi hingga siang hari, apalagi saat dilakukan pengundian doorprize utama: dua unit motor Honda Scoopy, yang menjadi kejutan manis bagi peserta.
Dengan mengusung tema “BPR–BPRS for #NextGenIndonesia”, seluruh rangkaian acara Hari BPR–BPRS Nasional 2025 tahun ini berhasil menunjukkan wajah baru dari perbankan rakyat—lebih inklusif, lebih muda, dan lebih relevan dengan semangat zaman.(aha)
