MALIOBORONEWS, Bantul – Dinas Koperasi dan UKM DIY mengadakan pelatihan Peningkatan Kapasitas Produk Unggulan Isotonik Air Kelapa untuk puluhan ibu-ibu di Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul.
“Pelatihan ini merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk memaksimalkan potensi alam,” kata Lurah Trimurti, Agus Purwaka Saat menghadiri Pelatihan Peningkatan Kapasitas Produk Unggulan Isotonik Air Kelapa pada Selasa (21/11).
“Ada banyak pohon kelapa di daerah kami. Itu ada di hampir setiap perkarangan rumah. Saat ini buah kelapa hanya dijual begitu saja tanpa diolah,” lanjut Agus.
Sejauh ini, Agus mengatakan bahwa buah kelapa tersebut hanya dijual kepada tengkulak dan harga jualnya rendah. Per buahnya hanya dihargai sekitar Rp2.000. Harga jual kelapa itu bisa lebih tinggi, jika masyarakat mengolah menjadi produk olahan buah kelapa, salah satunya minuman isotonik air kelapa.
“Kalau diolah jadi minuman isotonik air kelapa, kan harga jualnya bisa tinggi. Di wilayah kami ada yang sudah membuatnya, tapi pemasarannya belum terlalu luas,” jelas dia.
Di Kalurahan Trimurti kelompok wanita tani (KWT) Mekar Sejahtera sudah mulai mengolah air kelapa menjadi minuman isotonik.
“KWT Mekar Sejahtera baru berdiri sekitar awal 2023. Karena baru, penjualannya masih sedikit dan belum dipasarkan keluar Kabupaten Bantul, karena cepat basi,” urai Agus.
“Dengan adanya pelatihan peningkatan kapasitas produk unggulan isotonik air kelapa, saya harap masyarakat punya produk yang lebih baik dan mampu dijual ke luar daerah dengan masa kedaluwarsa yang lama,” ujarnya.
Program pengembangan produk isotonik air kelapa ini sudah mendapatkan dukungan dari Dinas Koperasi dan UKM DIY. Baru-baru ini, Kelurahan Trimurti mendapatkan bantuan keuangan senilai Rp1 miliar untuk mengoptimalkan perkembangan UKM ini. Dukungan dari Dinas Koperasi dan UKM DIY juga diwujudkan dalam bentuk pelatihan dengan menggandeng pihak kampus. Dalam pelatihan pengolahan air kelapa ini, Dinas Koperasi dan UKM DIY menggandeng Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Ketua Program Magister Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan UGM, Prof. Dr. Ir. Chusnul Hidayat, dalam pelatihan ini memberikan materi cara mengolah air kelapa menjadi isotonik agar bisa bertahan lama dan memiliki nilai jual tinggi. Para peserta juga diajak untuk mempraktikannya secara langsung.
Chusnul menekankan, sebelum dilepas ke pasar, kualitas produk UKM harus ditingkatkan. Optimalisasi umur simpan produk juga harus dilakukan agar layak dikonsumsi oleh masyarakat.
“Semua itu penting untuk diterapkan oleh pelaku UKM. Sehingga, nantinya para konsumen yang membeli tidak akan kecewa dengan produk-produk UKM lokal,” paparnya.
“Kami semaksimal mungkin mendukung UKM dengan melakukan pelatihan produksi isotonik air kelapa. Harapannya, produk ini bisa mendapatkan atensi dan konsumen yang lebih banyak demi peningkatan ekonomi masyarakat, ” tandas Chusnul.(ah)