MALIOBORO –Perkembangan investasi pasar modal di Yogyakarta cukup menggembirakan. Saat ini jumlah investor pasar modal dari DIY ada sekitar 28.869 orang dengan tingkat transaksi rata-rata Rp1,6 triliun setiap bulan. Enam belas perusahaan sekuritas yang ada di Yogyakarta mampu menjadi alternatif investasi masyarakat DIY.
Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengungkapkan, jumlah investor pasar modal di DIY memang terus mengalami kenaikan. Dukungan 33 galeri investasi yang ada di berbagai kampus di wilayah ini memang cukup efektif untuk melakukan edukasi dan menjaring investor pasar modal dari kalangan anak muda.
“Tidak kita pungkiri, 30% investor pasar modal di DIY memang dari kalangan anak muda,” tuturnya.
Menurut Irfan, jika dilihat dari besaran transaksi, investor pasar modal dari kalangan anak muda terutama mahasiswa memang nilainya masih kecil. Akan tetapi, suatu saat nanti ketika mereka lulus, maka akan menjadi investor besar. Tak hanya dari sisi nilai investasi, investor muda ini nantinya juga diharapkan mampu menjadi agen sosialisasi produk pasar modal.
Pasar modal memang saat ini masih sangat terbuka bagi investor di tanah air. Terbukti, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menyentuh level di atas 6.000 beberapa waktu yang lalu. Angka tersebut tercapai saat investor asing banyak yang keluar dan didominasi oleh investor lokal. Hal ini menunjukkan jika investor lokal cukup besar dan perusahaan nasional memang masih menarik untuk dibeli sahamnya.
Untuk generasi muda atau investor yang baru pertama kali melakukan investasi, Irfan menghimbau sebaiknya mencoba terlebih dahulu berinvestasi di Danareksa. Karena investasi di Danareksa akan lebih mudah dan tergolong aman. Karena investor tidak perlu memikirkan strategi apapun untuk bisa bertransaksi di pasar modal.
“Investor cukup membuka rekening dan menyetor modal, nanti yang menjalankan transaksi ada manajer investasi,” terangnya.
Kendati demikian, lanjutnya, tidak ada salahnya jika investor muda ataupun mahasiswa menabung saham. Sebab, mereka akan terbiasa dengan strategi transaksi saham di pasar modal beserta dinamikanya. Dengan membeli saham di pasar modal artinya masyarakat Indonesia telah membeli Indonesia kembali. (erfanto linangkung)