MALIOBORO.NEWS, Yogyakarta – Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DIY menggelar Joko Suyanto Talk dengan bahasan “Strategi BPR-BPRS Menghadapi Revolusi Industri 4.0” (27/5). Bertempat di Hotel Tara Yogyakarta, talkshow diadakan dalam rangka memeriahkan penandatanganan akta jual beli gedung “Rumah Perbarindo DIY”.
Penandatanganan dilakukan oleh Joko Suyatno, ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perbarindo di depan direktur dan komisaris BPR-BPRS se-DIY. Ketua DPD Perbarindo DIY, Ascar Setiyono dalam sambutannya menyampaikan rasa terimakasihnya kepada anggota Perbarindo DIY atas dukungannya sehingga pembelian gedung Rumah Perbarindo DIY dapat terlaksana.
“Terimakasih kepada rekan-rekan BPR-BPRS yang telah mendukung Perbarindo DIY, baik dalam bentuk iuran maupun pelatihan-pelatihan yang diadakan, ” ungkap Ascar.
Ascar Setiyono, Ketua DPD Perbarindo DIY menyampaikan sambutannya
Gedung “Rumah Perbarindo DIY” terletak di Jl. Ring Road Selatan Yogyakarta, nantinya gedung ini akan digunakan sebagai kantor sekretariat Perbarindo DIY. Penandatanganan akta jual beli Gedung “Rumah Perbarindo DIY’ merupakan rangkaian acara memeriahkan hari BPR-BPRS Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Mei 2019. Nantinya gedung ini akan diresmikan pada tanggal 13 Juli 2019, dalam peresmiannya akan diadakan fun walk pada pagi hari dan malam harinya akan diadakan pagelaran wayang semalam penuh.
Joko Suyatno memberikan apresiasinya kepada Perbarindo DIY atas pembelian gedung “Rumah Perbarindo DIY”. Joko menyebut Perbarindo DIY sebagai kebanggaan nasional, “Perbarindo DIY merupakan kebanggaan bagi Perbarindo Nasional, karena hanya Perbarindo DIY yang memiliki program bersama”. Program bersama yang dimaksud adalah program Tamasya Plus, dimana hadiah utamanya adalah 2 unit mobil. Tamasaya Plus merupakan satu-satunya program bersama yang dimiliki Perbarindo se-Indonesia, semangat bersama dalam menjalankan program Tamasya Plus ini sesuai dengan arah ekonomi Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945, yakni ekonomi gotong royong.
Tantangan dan Strategi BPR-BPRS menghadapi Revolusi Industri 4.0
Joko Suyatno Talk dipandu Oleh Ketua DPD Perbarindo DIY, Ascar Setiyono
Joko Suyatno dalam paparannya menjelaskan tantangan dan strategi yang dimiliki BPR-BPRS dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Ada dua tantangan utama yang akan dihadapi oleh BPR-BPRS kedepannya, yaitu tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan inernal berupa peningkatan modal bagi BPR-BPRS yang belum memenuhi standar peraturan yang berlaku, diharapkan pada tahun 2024, BPR-BPRS sudah memiliki modal untuk bersaing dengan industri lain.
Tantangan lainnya berupa sumber dana mahal (cost of fund tinggi), kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan, hingga daya saing BPR-BPRS yang perlu terus didorong. Sedangkan tantangan eksternal yang akan dihadapi berupa regulasi yang semakin ketat, penyaluran Kredit Usaha Rakyat, berkembangnya layanan Financial techology (fintech), hingga digitalisasi perbankan.
Meskipun fintech berkembang dengan pesat, Joko menekankan kepada BPR-BPRS untuk tidak perlu khawatir, karena pangsa pasar fintech adalah industri mikro dan juga fintech tidak memiliki jaminan dalam operasionalnya, berbeda dengan perbankan. Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, BPR-BPRS telah memiliki berbagai strategi, yaitu :
1. Menyiapkan kompetensi dan agility SDM untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0
2. Membangun IT Security yang handal
3. Membangun BCM ( Business Continuity Management) dan DRC (Disaster Recovery Center)
4. Mengharmonisasikan Policy dari regulator untuk mengimbangi kemajuan teknologi.
Terakhir Joko menhimbau kepada BPR-BPRS untuk tetap optimis dalam menjalankan bisnis, fleksibel dalam mengikuti tren perkembangan jaman, melakukan kolaborasi antar BPR-BPRS maupun dengan lembaga lain, serta bersama-sama dengan asosiasi memajukan BPR-BPRS. (Zae)