MALIOBORO.NEWS – Yogyakarta jadi salah satu daerah dengan kekayaan kuliner yang beragam. Tak terkecuali camilan nikmat yang cocok dinikmati sebagai sajian berbuka puasa.
Ada beberapa kuliner khas yang hanya ada di Bulan Ramadan. Kuliner-kuliner itu tersebar di berbagai pasar Ramadan seperti di Kotagede, Kauman, dan tempat-tempat lainnya.
Berikut ini adalah beberapa hidangan yang cocok untuk menemani berbuka puasa.
1. Kue kicak
Kue kicak adalah kue khas Ramadhan yang terkenal dari Kauman, Yogyakarta. Kue kicak ini biasanya hanya bisa ditemukan di bulan Ramadhan saja.
Kue ini merupakan perpaduan ketan dan kelapa muda yang diberikan irisan nangka dan gula putih. Kicak biasanya dijajakan di bazar makanan khas Yogyakarta di kampung Kauman.
2. Kipo
Kipo merupakan kuliner khas Ramadan dari kawasan Kotagede, Jogja. Kuliner ini merupakan bentuk dari keterampilan masyarakat sekitar mengolah produk lokal seperti tepung ketan, gula kelapa, daging kelapa, dan daun suji menjadi sebuah makanan yang memiliki rasa yang khas.
Kipo sudah dikenal sejak abad ke-16 di mana makanan itu merupakan salah satu kesukaan Sultan Agung. Kata “Kipo” sendiri berasal dari kata “Iki opo”, merujuk pada masyarakat yang penasaran dengan makanan itu.
Sempat meredup sekian lama, kuliner Kipo kembali dipopulerkan oleh Mbah Mangun Irono, seorang warga Kotagede pada tahun 1946. Kini, kuliner itu menjadi salah satu kuliner khas Ramadan di Jogja yang patut dicoba.
3. Thiwul
Thiwul merupakan makanan pengganti nasi ala masyarakat Jawa. Tidak diketahui kapan pertama kali kuliner ini dikenalkan. Namun saat penjajahan Jepang, makanan ini menjadi makanan pokok sebagian besar rakyat Jawa.
Thiwul terbuat dari singkong yang sudah dikeringkan atau dikukus. Walaupun sudah jarang dijumpai, makanan ini masih banyak dikonsumsi oleh orang-orang yang tinggal di wilayah Wonosobo, Gunung Kidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar.
4. Jenang Mutiara
Jenang mutiara adalah jenang yang terbuat dari sagu berbentuk bulat.
Jenang sendiri adalah sajian khas masyarakat Jawa yang biasanya dikaitkan sebagai simbol ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Jenang umumnya dibuat dari tepung beras atau tepung ketan lalu dimasak dengan santan dan ditambahkan dengan gula merah atau putih.
Mutiara dalam sajian jenang mutiara sering disebut monte oleh orang-orang Yogyakarta.(rn)