MALIOBORO – Kondisi perekonomian DIY dipastikan tidak akan terpengaruh oleh adanya letusan Merapi ataupun melemahnya nilai tukar rupiah yang belakangan ini terus terjadi. Sebab, fundamental ekonomi di wilayah ini dianggap masih kuat menghadapi kondisi-kondisi negatif yang terjadi.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari nasional ditambah lagi dengan kinerja perbankan yang bagus membuat optimisme tersebut tetap terjaga.
Bank Indonesia menyebut, pertumbuhan ekonomi DIY pada Triwulan I tahun ini sebesar 5,36 year on year (YOY). Hal ini tentu merupakan berita yang menggembirakan bagi stakeholder yang ada. Karena biasanya perekonomian DIY akan turun di triwulan I.
Penurunan pertumbuhan ekonomi DIY di triwulan I biasanya disebabkan karena penurunan konsumsi masyarakatt dan juga belum ada transfer dana dari pusat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto mengatakan tak hanya pertumbuhan ekonomi DIY yang cukup bagus, kondisi inflasi di wilayah ini juga cenderung mengalami penurunan. Saat ini inflasi di wilayah DIY hanya berkisar 3,11 %, angka ini lebih baik dibanding dengan angka inflasi nasional.
“Kinerja perbankan cukup bagus meskipun kredit juga sedang mengalami perlambatan. Tetapi perlambatan kredit tersebut karena siklus tahunan,”tutur Budi, Selasa (22/5).
Menurut Budi, pertumbuhan ekonomi di DIY yang terjadi saat ini lebih banyak didukung oleh peningkatan konsumsi sektor swasta. Bank Indonesia mencatat adanya pertumbuhan konsumsi swasta sebesar 72 %. Di samping itu, BI juga mencatat terjadinya kenaikan investasi sebesar 15% di mana porsi investasi dibanding dengan konsumsi sekitar 28 %.
Jika nanti sudah sudah transfer dana dari pusat, maka ia memperkirakan akan terjadi kenaikan belanja pemerintah sebesar 4,3 %. Hal ini akan mendorong pertumbuhan DIY meningkat menjadi 5,5 %. Hal lain yang juga diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi DIY adalah peningkatan sektor industri pengolahan yaitu sektor penyediaan makanan dan minuman.
“Sektor pengolahan makanan dan minuman seperti kuliner-kuliner ini menjadi penyokong yang cukup besar pertumbuhan ekonomi di DIY,”tambahnya.
Selain itu, penyerapan tenaga kerja di DIY mencapai 11 % dan didominasi oleh kalangan UMKM. Hanya saja, ia mengungkapkan jika produktifitas rata-rata tenaga kerja di DIY masih rendah dan perlu digenjot lagi karena hanya sekitar 10,62%. (erl)