Indeks

Airlangga: Indonesia Butuh Rp800 Triliun untuk Gerakkan Ekonomi Kembali

Pertumbuhan-Ekonomi-Indonesia-tw2-2020-istimewa
Pertumbuhan-Ekonomi-Indonesia-tw2-2020-istimewa

Yogyakarta, Malioboro.news – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, agar ekonomi Indonesia terus bergerak dibutuhkan dana Rp800 triliun per kuartal.

Dana sebesar itu akan dibelanjakan di berbagai sektor termasuk untuk belanja bantuan sosial (bansos) ataupun dana tunai yang diberikan kepada masyarakat.

“Ini untuk mendongkrak daya beli masyarakat sehingga pada triwulan 3 tahun 2020 bisa memperkecil gap atau jarak negatif yang terjadi dari triwulan 2 tahun 2020,” ungkap Airlangga.

Menurutnya, dari sisi ekonomi setiap kwartal dibutuhkan dana sebesar Rp800 triliun untuk dibelanjakan dalam berbagai sektor. Diharapkan juga yang dibelanjakan dalam bentuk bansos maupun dana tunai, sehingga daya beli menjadi terungkit.

“Serta kemungkinan kita untuk mempersempit gap negatif tadi, agar signal yang naik ke atas menandakan kita berada pada bottom pada triwulan 2 dan naik terus pada triwulan 3, tren ini yang akan dikejar oleh pemerintah,” kata Airlangga dalam acara konferensi pers tentang strategi pemulihan ekonomi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara virtual, dj Jakarta, Rabu (5/8).

Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2 tahun 2020 sebesar –5,32 persen, masih lebih bagus ketimbang beberapa negara lain seperti Amerika Serikat yang mencapai –9,5 persen, Prancis -19 persen, Singapura –12 persen, Meksiko -18,9 persen. Sementara Cina sudah mengalami pertumbuhan positif namun pada triwulan 1 tahun 2020 Cina sudah lebih dulu negatif yakni sebesar -6,8 persen.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2 tahun 2020 ini tidak sedalam negara lain. Namun, kita berharap ada efek recovery atau perbaikan ekonomi global terutama Cina, yang tentu akan menaikkan pertumbuhan ekonomi kita pada triwulan selanjutnya,” katanya.

Sementara untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020- 2021, untuk ekonomi global diperkirakan –7,6 hingga –4,9 persen pada tahun 2020 serta diperkirakan perekonomian akan pulih pada tahun 2021 dengan kisaran 2,5 sampai 5,4 persen. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa lembaga dunia memperkirakan pertumbuhannya sekitar -3,9 persen, namun pemerintah sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 0,5 hingga 1 persen.

Bahkan pada tahun 2021 mendatang, menurut Airlangga, hampir seluruh negara mengaku optimis pertumbuhan ekonomi akan positif. Begitu juga dengan Indonesia sangat optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah berada positif. Apalagi bila vaksin untuk pencegahan covid -19 sudah ditemukan, akan membuat dunia merasa optimis akan perbaikan ekonomi.

“Pada tahun 2021 seluruh negara di dunia optimis ada jalan keluar, bila ditemukan atau diproduksinya vaksin untuk pencegahan Covid–19, sehingga perekonomian akan pulih kembali,” tegasnya.(bkn)

Exit mobile version